ALARM TOSS, Inovasi Cegah dan Kendalikan Tuberkulosis Skizofrenia

ALARM TOSS, Inovasi Citra Mayang Sari

Indonesia, negara dengan beban tertinggi kedua Tuberkulosis (TB) secara global, telah melakukan berbagai upaya untuk memberantas Tuberkulosis dan berhasil mencatatkan keberhasilan yang signifikan pada tahun 2023 lalu, yakni laporan dan notifikasi kasus tertinggi sepanjang sejarah Tuberkulosis di Indonesia. Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat berbagai pengalaman upaya Indonesia mengeliminasi penyakit Tuberkulosis, saat menghadiri Stop TB Partnership (STP) Board Meeting ke-37 di Kota Brasilia, Brazil.

Lebih lanjut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, "Pada tahun 2022, deteksi kasus berhasil naik menjadi 700 ribu dan satu tahun setelahnya, yaitu 2023 naik lagi menjadi 800 ribu kasus. Indonesia masih terus berkomitmen untuk meningkatkan jumlah kasus yang dilaporkan hingga menjadi 900 ribu dari 1 juta perkiraan kasus Tuberkulosis pada tahun 2024. Indonesia juga berkomitmen menyediakan pengobatan Tuberkulosis yang lebih singkat, memperkuat kolaborasi dengan komunitas, serta melakukan inovasi untuk layanan Tuberkulosis yang lebih mudah serta tepat sasaran."

Lantas, bagaimana dengan kasus Skizofrenia di Indonesia? Cukup mengejutkan, karena Indonesia menempati urutan pertama untuk kasus Skizofrenia dengan DALYs rate 321.870. DALYs atau Disability-Adjusted Life Years merupakan jumlah tahun yang hilang untuk hidup sehat karena kematian dini, penyakit, atau disabilitas. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RisKesdas) Kementerian Kesehatan pada 2018, menunjukkan prevalensi skizofrenia atau psikosis di Indonesia sebanyak 6,7 per 1000 rumah tangga. Itu artinya, dari 1000 rumah tangga terdapat 6,7 rumah tangga yang mempunyai anggota rumah tangga mengalami skizofrenia atau psikosis.

Sekitar 84,9 persen pengidap skizofrenia atau psikosis di Indonesia telah berobat. Namun, dari jumlah ini ada sekitar 48,9 persen penderita skizofrenia tidak meminum obat secara rutin dan 51,1 persen meminum secara rutin. Selain itu, 33,7 persen penderita tidak rajin berobat dan 23,6 persen tidak mampu membeli obat secara rutin. Angka-angka ini di satu sisi cukup mengkhawatirkan, apalagi pengidap skizofrenia ini tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Namun di sisi yang lain, kesadaran penderita untuk tahu kondisinya ternyata cukup tinggi, sehingga fasilitas kesehatan bisa mencegah dan mengendalikan skizofrenia dengan lebih mudah. Meskipun persentase penderita yang tidak rajin berobat cukup tinggi.

Dikutip dari situs Halodoc, skizofrenia adalah gangguan kejiwaan kronis ketika pengidapnya mengalami halusinasi, delusi, kekacauan dalam berpikir, dan perubahan sikap. Meskipun sudah banyak orang yang didiagnosis mengalami skizofrenia, namun sampai saat ini para ahli belum dapat memastikan apa yang menjadi penyebab gangguan pasti dari skizofrenia. Meski begitu, ada beberapa kondisi yang memiliki kaitan dengan masalah kesehatan mental ini, diantaranya faktor genetik, penyalahgunaan obat-obatan, terjadi komplikasi saat kehamilan dan persalinan, faktor kimia pada otak, dan lainnya.

Merebaknya kasus Tuberkulosis (TB) dan Skizofrenia di kalangan masyarakat, tidak hanya didaerah perkotaan tapi juga kota-kota kecil bahkan hingga ke desa-desa, membuat peran Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) menjadi sangat penting. Bagaimana pun, Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan dasar yang berfungsi sebagai ujung tombak dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Puskesmas didirikan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau, terutama di tingkat kecamatan.

Puskesmas, sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan dasar masyarakat, tentu memiliki peran penting untuk mencegah serta mengendalikan berbagai penyakit yang diidap masyarakat, termasuk Tuberkulosis dan Skizofrenia. Puskesmas memiliki peran melakukan deteksi dini, penyuluhan serta edukasi, pelayanan konseling dan terapi, pengobatan, pemantauan dan pendampingan, pelaporan, serta sejumlah peran lainnya untuk membantu masyarakat hidup lebih sehat dan terbebas dari berbagai penyakit, baik menular maupun tidak menular.

Kementerian Kesehatan RI menetapkan 12 indikator keluarga sehat, diantaranya penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar dan penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan serta tidak ditelantarkan. Tidak heran jika semua puskesmas yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia sudah memiliki standar pelayanan untuk masyarakat di daerahnya yang mengidap TB dan Skizofrenia, termasuk di Puskesmas Air Itam, Kecamatan Penukal, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan.

Puskesmas Air Itam, menjadi salah satu fasilitas kesehatan masyarakat di tingkat dasar yang berada di Kecamatan Penukal dengan jumlah pengidap TB dan Skizofrenia cukup banyak. Tidak heran jika kedua penyakit ini masuk dalam 10 penyakit teratas yang rutin diobati di puskesmas Air Itam. 

Citra Mayang Sari peraih apresiasi Satu Indonesia Awards 2023

Berawal dari keprihatinan yang mendalam karena banyak pengidap TB dan Skizofrenia yang sering abai akan penyakitnya, tidak rutin melakukan kontrol, dan mengambil obat, Citra Mayang Sari sebagai salah satu tenaga kesehatan di Puskesmas Air Itam merasa terpanggil untuk melakukan inovasi agar kedua penyakit ini bisa dicegah dan dikendalikan. Inilah yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya inovasi "ALARM TOSS," karya yang akhirnya mengantarkan Citra Mayang Sari menerima Apresiasi Satu Indonesia Awards Tingkat Provinsi tahun 2023 lalu. 

ALARM TOSS, Inovasi Cegah dan Kendalikan Tuberkulosis Skizofrenia

Sumatera Selatan, menjadi tempat dimana Citra Mayang Sari lahir dan dibesarkan hingga akhirnya setelah menyelesaikan pendidikannya di bidang apoteker, melanjutkan pengabdiannya sebagai salah satu tenaga kesehatan di Puskesmas Air Itam, Sumatera Selatan. Sebagai apoteker yang sehari-hari berurusan dengan obat-obatan, ada kalanya Citra merasa prihatin karena lagi-lagi pasien pengidap TB dan Skizofrenia abai atas jadwal kontrol yang sudah ditetapkan. Semakin hari jumlahnya semakin banyak, membuat Citra mulai memikirkan inovasi untuk mengingatkan pasien TB dan Skizofrenia jadwal kontrol dan pengambilan obat.

Untunglah di puskemas Air Itam sendiri sudah terdapat aplikasi yang terhubung dengan SIMPUS (Sistem Informasi Manajemen Puskesmas) sehingga pelayanan kesehatan di lingkungan puskesmas menjadi lebih cepat. Tidak hanya untuk meningkatkan kualitas pelayanan, SIMPUS juga memiliki manfaat memastikan ketersediaan data dan informasi dapat diakses secara cepat serta akurat. 

SIMPUS juga digunakan untuk membantu memantau potensi wabah, pecatatan serta pelaporan keuangan, pemantauan masalah kesehatan, dan kerjasama lintas sektor. SIMPUS memungkinkan inovasi ALARM TOSS bisa bekerja secara cepat dan efektif khususnya dilingkungan puskesmas air itam. Lantas, apa itu ALARM TOSS dan bagaimana cara kerjanya untuk membantu mencegah dan mengendalikan Tuberkulosis serta Skizofrenia?

ALARM TOSS Tuberkulosis Skizofrenia

Dalam satu kesempatan, Citra menjelaskan ALARM TOSS (Temukan Obati Sampai Sembuh), merupakan program atau aplikasi yang dibuat tenaga IT di lingkungan puskesmas Air Itam Sendiri, bekerja sama dengan para kader yang membantu mengurusi masalah TB dan Skizofrenia. Di lingkungan puskesmas Air Itam, masalah TB dan Skizofrenia sudah tidak bisa dianggap sepele karena selalu masuk dalam sepuluh besar jumlah pasien terbanyak. Dari banyaknya jumlah pasien tersebut, Citra menghitung cukup banyak pasien yang jarang melakukan kontrol dan mengambil obat, padahal untuk kedua penyakit ini, minum obat secara teratur adalah kunci menuju kesembuhan.

Citra sadar, masalah ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena Indonesia sendiri memiliki target kesehatan kedepan untuk menuntaskan masalah TB dan gangguan kejiwaan serta masalah kesehatan lainnya, agar 12 indikator keluarga sehat bisa tercapai. Hingga pada tahun 2019, Citra bekerja sama dengan IT di lingkungan puskesmas Air Itam mulai merancang inovasi ALARM TOSS yang cara kerjanya terhubung dengan SIMPUS (Sistem Informasi Manajemen Puskesmas). 

Setelah melalui proses uji coba yang cukup memakan waktu agar aplikasi bisa berjalan dengan baik, akhirnya ALARM TOSS resmi menjadi bagian dari aplikasi puskesmas Air Itam yang terhubung dengan SIMPUS, untuk mengambil data dan informasi yang akurat jumlah pasien TB dan Skizofrenia yang terdaftar di puskesmas Air Itam. 

Bagaimana cara kerjanya? Dengan bantuan data dan informasi rekam medik pasien pengidap TB dan Skizofrenia di puskesmas Air Itam, ALARM TOSS akan mendeteksi jadwal pasien untuk melakukan kontrol kembali. ALARM TOSS akan mengirim notifikasi pengingat 3 hari sebelum jadwal kontrol pasien habis obat dan jadwal kontrol pasien untuk mengambil obat. Untuk 2 penyakit ini dan penyakit lainnya, penting bagi pasien menghabiskan obat yang diberikan, karena tingkat kesembuhan pasien sangat bergantung pada kepatuhannya minum obat.

Kerjasama yang Harmonis Untuk Cegah dan Kendalikan Tuberkulosis Skizofrenia

Untuk mencegah dan mengendalikan Tuberkulosis Skizofrenia tentu tidak hanya menjadi tugas tenaga kesehatan semata, harus ada andil dari masyarakat melalui kader-kader yang kesehatan yang terpilih. Kader-kader inilah yang kemudian menjadi ujung tombak menyampaikan informasi seputar program kesehatan untuk masyarakat. Untuk memastikan inovasi "ALARM TOSS" berjalan lancar, Citra mengungkapkan betapa para kader-kader kesehatan yang selama ini aktif membantu tenaga kesehatan puskemas Air Itam sangat membantu untuk menjelaskan cara kerja dari program ini.

Setelah tahun-tahun berlalu, kini pasien TB dan Skizofrenia yang terdaftar di puskemas Air Itam sudah mulai terbiasa, bahkan hingga tahun 2023 lalu, tingkat kepatuhan pasien yang mengidap dua penyakit tersebut mulai mengalami peningkatkan. Ini membuktikan inovasi "ALARM TOSS" sangat membantu tidak hanya untuk masyarakat terutama pasien TB dan Skizofrenia mendapatkan pengobatan secara teratur, tapi juga membantu melakukan deteksi dini. Berdasarkan tingkat keberhasilan yang sudah dicapai sampai dengan tahun 2023, berikut peran penting yang sudah dilakukan "ALARM TOSS,"

  • Memantau perkembangan pasien Skizofrenia,
  • Mengedukasi masyarakat terutama pasien tentang Tuberkulosis dan Skizofrenia,
  • Membantu memperbaiki produktivitas dan perekonomian pasien dan keluarga pasien dengan kerjasama lintas sektor,
  • Mengontrol kepatuhan pasien TB minum obat,
  • Mencegah terjadinya pasien drop out atau tidak kembali untuk mendapatkan pengobatan,
  • Memberikan motivasi agar menjalankan pola hidup yang lebih sehat setelah pengobatan dinyatakan lengkap dan pasien mulai menunjukkan tanda-tanda kesembuhan.

"ALARM TOSS" Berikan Harapan Masa Depan Pasien Tuberkulosis dan Skizofrenia

Satu inovasi kecil ternyata menjadi pelita yang menerangi langkah pasien TB dan Skizofrenia menuju masa depan setelah lepas dari penyakit yang mengerogotinya selama bertahun-tahun. "ALARM TOSS" mungkin hanya inovasi pengirim notifikasi sebagai pengingat sekaligus mendeteksi tingkat kepatuhan pasien, namun jangan lupakan peran para kader kesehatan yang menjadi ujung tombak sampainya informasi program ini pada masyarakat, terutama pasien dan keluarganya.

Bersama para kader kesehatan, Citra menceritakan tanpa lelah harus keluar masuk pintu rumah, untuk tahu kondisi pasien yang terdeteksi tidak patuh pada alarm notifikasi. Ternyata, ada banyak kendala yang terkadang tidak memungkinkan pasien datang kembali di waktu yang sudah ditentukan. Ternyata menurut Citra, inovasi ALARM TOSS tidak hanya bermanfaat untuk pasien tapi juga tenaga kesehatan, yaitu membantu mendeteksi lebih mudah pasien yang tidak datang melakukan kontrol di jadwal yang sudah ditentukan.

Sosialisasi ALARM TOSS pada para kader kesehatan

Bagi Citra, keinginan kuat agar pasien TB dan Skizofrenia sembuh tentu akan memberikan banyak benefit positif bagi pasien itu sendiri di masa depan, terutama dampak positif dalam ekonomi dan sosial. Dari sisi ekonomi, kesembuhan pasien akan memungkinkannya kembali bekerja atau melanjutkan pendidikan sehingga hidup menjadi lebih produktif. Produktivitas ini tentu saja akan berdampak baik bagi peningkatan ekonomi keluarga.

Tidak hanya berdampak positif dari segi ekonomi, peluang kesembuhan pasien TB dan Skizofrenia tentu juga memberikan dampak bagi kehidupan sosialnya, terutama peningkatan kualitas hidup yang membuat lebih percaya diri untuk mengurangi stigma. Citra menceritakan, ada berapa banyak pasien yang merasa kesembuhan hanya sia-sia karena masyarakat sekitar belum bisa menerimanya. Diharapkan dengan meluasnya informasi inovasi ALARM TOSS ini di masyarakat, maka akan tahu bahwa penyakit ini bisa sembuh tuntas asalkan diberikan dukungan untuk melakukan pengobatan secara teratur, sesuai jadwal yang ditetapkan petugas kesehatan.

Citra Mayang Sari Raih Apresiasi Atas Inovasi Cegah dan Kendalikan Tuberkulosis Skizofrenia

Perjalanan Citra Mayang Sari, Apoteker dan tenaga kesehatan di Puskesmas Air Itam, bersama teman-teman, baik sesama tenaga kesehatan maupun kader-kader kesehatan menjadi bukti bahwa inovasi dibarengi dengan kerjasama yang baik akan melahirkan banyak inovasi untuk membantu meningkatkan kesehatan masyarakat. Apalagi Tuberkulosis dan Skizofrenia menjadi penyakit dengan jumlah pasien terbanyak di puskesmas Air Itam.

Semangat Citra untuk terus berinovasi inilah yang akhirnya mengantarkannya meraih Apresiasi Satu Indonesia Awards Tingkat Provinsi Tahun 2023. Apresiasi ini diterima Citra atas jerih payahnya yang tidak pernah kenal lelah memberi manfaat dan berkontribusi bagi peningkatan kesehatan masyarakat, khususnya untuk mencegah dan mengendalikan Tuberkulosis Skizofrenia.

Lewat inovasi "ALARM TOSS" yang kini digunakan intensif di puskesmas Air Itam, Citra berharap jumlah pasien yang tidak melakukan kontrol dan minum obat sesuai jadwal akan terus berkurang. Selain itu, sebagai tenaga kesehatan, Citra berharap inovasi ini juga dikembangkan dan dipakai di puskesmas lain di Indonesia, agar upaya menurunkan angka pengidap TB dan Skizofrenia bisa lebih maksimal. 

ALARM TOSS Puskesmas Air Itam

Mungkin hanya inovasi kecil dan sederhana, namun ALARM TOSS telah menyelamatkan pasien Tuberkulosis dan Skizofrenia dari kegelapan hidup karena penyakit dan stigma masyarakat sekitarnya. Citra Mayang Sari menjadi sosok inspiratif yang tidak hanya menjalankan tugasnya sebagai tenaga kesehatan saja, tapi juga berpikir dan berinovasi untuk menciptakan kondisi kesehatan masyarakat yang lebih baik. 

Di mulai dari Tuberkulosis dan Skizofrenia, semoga kedepannya akan muncul sosok inspiratif lainnya, yang memberikan kontribusi bagi peningkatan kesehatan masyarakat Indonesia. Untuk menuju Indonesia Emas 2045, tentu Indonesia butuh generasi muda yang tidak hanya berdaya saing tinggi dan kompeten, tapi juga memiliki kualitas kesehatan yang optimal.

Referensi Artikel dan Foto: www.youtube.com/@citramayangsari9164

Mutia Erlisa Karamoy
Mutia Erlisa Karamoy Mom of 3 | Lifestyle Blogger | Web Content Writer | Digital Technology Enthusiast | Another Blog seputarbunda.com | Contact: elisakaramoy30@gmail.com

Posting Komentar untuk "ALARM TOSS, Inovasi Cegah dan Kendalikan Tuberkulosis Skizofrenia"