Pentingnya Kurikulum Berbasis Kompetensi Di Era Digital

kurikulum berbasis kompetensi di era digital

Satu hal yang tidak bisa dipungkiri, perkembangan teknologi digital yang begitu pesat telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Di tengah disrupsi digital ini, kurikulum pendidikan pun dituntut untuk terus beradaptasi agar mampu menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja di masa depan. Salah satu pendekatan yang dianggap paling efektif dalam menjawab tantangan ini adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) ini dirancang untuk memastikan siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan saat memasuki dunia kerja di masa depan, apalagi dunia kerja kini banyak didominasi oleh teknologi dan inovasi. Sebenarnya, apa itu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)? Bagi yang belum memahaminya, KBK adalah suatu pendekatan pembelajaran yang fokus pada pengembangan kemampuan atau kompetensi siswa. Adapun kompetensi ini tidak hanya mencakup pengetahuan (knowledge), tetapi juga keterampilan (skills) dan sikap (attitude) yang diperlukan siswa untuk berhasil dalam kehidupan dan pekerjaan.

Mengapa Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Penting Di Era Digital?

Semua tahu, teknologi digital kini berkembang sangat pesat, bahkan sudah diaplikasikan di berbagai bidang kehidupan untuk membantu sekaligus memudahkan aktivitas masyarakat sehari-hari. Untuk itulah mengapa dunia pendidikan harus cepat beradaptasi agar kurikulum pendidikan bisa terus relevan dengan perkembangan zaman, terutama di era digital. Lantas, mengapa KBK menjadi elemen penting untuk dunia pendidikan di era digital? Simak ulasannya berikut ini.

Relevansi Dengan Dunia Kerja

Kurikulum Berbasis Kompetensi menekankan pada pengembangan keterampilan abad 21 seperti berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikasi yang sangat dibutuhkan di dunia kerja yang semakin kompleks. Tidak hanya itu, lulusan dengan kompetensi yang kuat lebih mudah beradaptasi dengan perubahan teknologi dan tuntutan pasar yang dinamis. Penerapan kurikulum ini juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan industri 4.0, yang ditandai dengan otomatisasi, kecerdasan buatan, big data, dan Internet of Things (IoT).

Semua ini menuntut tenaga kerja yang memiliki kemampuan problem-solving, kolaborasi, pemikiran kritis, serta pemahaman tentang teknologi. Kurikulum berbasis kompetensi membantu siswa mengembangkan keterampilan ini, memastikan mereka siap memasuki dunia kerja dengan kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan industri modern.

Pembelajaran yang Berpusat Pada Siswa

Dalam penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi ini, Siswa didorong untuk aktif terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga pemahaman konsep menjadi lebih mendalam. Selain itu, penilaian lebih fokus pada kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam situasi nyata.

Tidak hanya menekankan aspek teoretis, KBK juga berfokus pada keterampilan praktis yang relevan. Misalnya, dalam pelajaran sains atau teknologi, siswa tidak hanya diajarkan konsep-konsep dasar, tetapi juga dilibatkan dalam proyek-proyek yang memungkinkan mereka untuk mempraktikkan dan menerapkan pengetahuan tersebut dalam konteks nyata. Hal ini membantu siswa mengasah keterampilan yang akan mereka gunakan di kehidupan sehari-hari dan di dunia kerja.

Pengembangan Karakter

Kurikulum berbasis kompetensi dapat mengintegrasikan nilai-nilai seperti integritas, tanggung jawab, dan kerja sama. Siswa dilatih untuk menjadi pembelajar mandiri yang mampu mencari solusi atas masalah yang dihadapi.

Kurikulum berbasis kompetensi memberikan ruang bagi siswa untuk menjadi inovator dan kreator. Dengan memberikan tantangan-tantangan yang membutuhkan pemikiran kritis dan solusi kreatif, siswa didorong untuk berpikir di luar kotak. Inovasi tidak lagi terbatas pada bidang teknologi saja, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan seperti seni, sosial, dan bisnis.

Fleksibilitas

Kurikulum dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan minat masing-masin siswa, dan teknologi digital dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung proses pembelajaran.

Dengan adanya teknologi, KBK dapat diterapkan melalui pendekatan yang lebih personal dan adaptif. Melalui analisis data dan platform pembelajaran digital, guru dapat memantau kemajuan siswa secara real-time dan memberikan materi yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing. Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk belajar dalam ritme yang sesuai dengan mereka, memaksimalkan potensi mereka secara individu.

Mempersiapkan Siswa untuk Dunia Global

Era digital menuntut kompetensi global, di mana batasan geografis menjadi semakin kabur. KBK yang diintegrasikan dengan teknologi memungkinkan siswa untuk terlibat dalam proyek-proyek kolaboratif lintas negara, belajar dari budaya dan perspektif yang berbeda, serta berpartisipasi dalam ekonomi global. Keterampilan komunikasi antarbudaya, pemahaman global, dan kolaborasi jarak jauh menjadi sangat penting dalam kurikulum ini.

Di era digital, kurikulum berbasis kompetensi menjadi sangat penting untuk mempersiapkan siswa serta generasi muda menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks dan beradaptasi dengan teknologi digital yang digunakan di hampir semua bidang kehidupan. Dengan fokus pada pengembangan keterampilan praktis, inovasi, serta adaptasi teknologi, kurikulum ini membantu menciptakan generasi yang tidak hanya siap bekerja, tetapi juga siap berkontribusi dalam menciptakan masa depan bangsa yang lebih maju. 

Peran guru, sekolah, dan pemerintah sangat penting dalam memastikan implementasi kurikulum ini berjalan dengan baik, sehingga siswa bisa berkembang dan tentu saja memiliki kompetensi untuk bersaing secara global. Lantas, yang menjadi pertanyaan masyarakat terutama orangtua, sudahkah kurikulum berbasis kompetensi ini diterapkan diberbagai jenjang sekolah di Indonesia? Tentu saja sudah, dan simak penjelasannya berikut ini.

Perjalanan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Di Indonesia

Sejak kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 1945, Indonesia sudah mulai menerapkan kurikulum pendidikan dengan sejarah yang sangat panjang dan selalu berganti, tentu saja hal ini dimaksudkan agar kurikulum pendidikan Indonesia bisa berkembang dan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Dilansir dari situs kurikulum.ac.id, kata kurikulum merujuk pada rencana keseluruhan yang dirancang untuk mengatur pembelajaran dan pengajaran di suatu lembaga pendidikan, baik itu sekolah, perguruan tinggi, atau institusi pendidikan lainnya. Secara lebih rinci, kurikulum mencakup beberapa elemen penting, yaitu:
  1. Tujuan Pendidikan, merupakan hasil yang diharapkan dari proses pembelajaran dan pengajaran. Tujuan pendidikan biasanya mencakup aspek kognitif (pengetahuan), afektif (nilai-nilai, sikap, dan emosi), dan psikomotorik (keterampilan).
  2. Materi Pembelajaran, adalah konten yang akan dipelajari oleh siswa dalam kurikulum. Materi pembelajaran ini umumnya mencakup berbagai mata pelajaran yang akan dipelajari para siswa di sekolah, mulai dari jenjang dasar hingga pendidikan tinggi.
  3. Metode Pengajaran, merupakan cara para pendidik mengorganisasi dan menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Ini termasuk strategi mengajar, penggunaan teknologi, diskusi kelompok, presentasi, dan lainnya.
  4. Penilaian, merupakan proses evaluasi untuk mengukur pencapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran. Elemen ini mencakup tes, proyek, tugas, dan metode penilaian lainnya.
  5. Pengaturan Waktu, yang mencakup pengaturan jadwal belajar-mengajar, termasuk durasi setiap materi, jeda atau waktu istirahat, dan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
Dengan penjelasan ini, maka bisa dikatakan kurikulum berfungsi sebagai kerangka kerja yang membimbing proses pengajaran dan pembelajaran di lembaga pendidikan. Tentu saja, kurikulum dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks lokal, serta berkembang seiring waktu untuk mencerminkan perubahan dalam pendidikan dan tuntutan masyarakat. 

pentingnya kurikulum berbasis kompetensi
Foto: freepik.com

Kurikulum menjadi instrumen penting dalam membentuk pengalaman pendidikan siswa dan mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Dalam perjalanan sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia, sejak tahun 1947 ketika pertama kali diberlakukan kurikulum pendidikan hingga sekarang dimana diberlakukan kurikulum merdeka, pengimplementasian kurikulum berbasis kompetensi sudah beberapa kali dilakukan dan diadopsi sebagai bagian dari kurikulum nasional. 

Ya, Indonesia memang telah menerapkan kurikulum berbasis kompetensi sejak lama, meskipun tentu saja ada beberapa perubahan dan penyesuaian seiring berjalannya waktu, namun konsep dasar kurikulum ini telah menjadi landasan dalam pengembangan kurikulum di Indonesia.
  • Kurikulum 2004 (KBK): Kurikulum ini secara resmi mengadopsi pendekatan berbasis kompetensi, di mana fokus utama adalah pada pencapaian kompetensi siswa dalam berbagai bidang.
  • Kurikulum 2013: Meskipun tidak secara eksplisit disebut KBK, Kurikulum 2013 tetap mengadopsi banyak prinsip dari KBK, seperti penekanan pada keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif.
  • Kurikulum Merdeka: Kurikulum terbaru ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada sekolah dalam mengembangkan kurikulum, namun tetap berakar pada prinsip-prinsip pengembangan kompetensi siswa.

Kurikulum Merdeka dan Kurikulum Berbasis Kompetensi: Sinergi Untuk Pendidikan yang Lebih Baik

"Karena setiap murid istimewa" maka kurikulum merdeka dirancang sebagai konsep pendidikan yang diperkenalkan untuk memberikan fleksibilitas dan kebebasan kepada sekolah dalam merancang kurikulum mereka sendiri. Dalam sistem ini, sekolah diberi otonomi untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan dan karakteristik lokal, serta memaksimalkan potensi siswa. Salah satu konsep penting yang mendasari kurikulum merdeka adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

Dalam konteks kurikulum merdeka, kurikulum berbasis kompetensi berarti bahwa pembelajaran lebih berfokus pada pencapaian kompetensi siswa. Dimana kompetensi ini tidak hanya mencakup pengetahuan (kognitif), tetapi juga keahlian lainnya yang sifatnya keterampilan (psikomotor) dan sikap (afektif). Skill ini tentu sangat dibutuhkan siswa saat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapatkan dari sekolah atau lembaga pendidikan. Ada ciri-ciri penerapan kurikulum berbasis kompetensi dalam kurikulum merdeka, yaitu:
  • Fleksibilitas: Sekolah memiliki kebebasan yang lebih besar dalam memilih materi pembelajaran dan metode pengajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan kondisi sekolah.
  • Berpusat pada Siswa: Pembelajaran dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan minat individu siswa.
  • Pengembangan Kompetensi Holistik: Tidak hanya fokus pada penguasaan materi akademik, tetapi juga pengembangan karakter, kreativitas, dan keterampilan berpikir kritis.
  • Penilaian yang Otentik: Penilaian lebih menekankan pada kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam situasi nyata.
Nah, untuk mengimplementasikan kurikulum berbasis kompetensi dalam kurikulum yang digunakan lembaga pendidikan saat ini, yaitu kurikulum merdeka, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
  • Profil Pelajar Pancasila: Kurikulum Merdeka mengacu pada Profil Pelajar Pancasila yang mencakup enam dimensi: beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia; berkebinekaan global; bergotong royong; mandiri; bernalar kritis; dan kreatif.   
  • Kapasitas Diri: Siswa perlu mengembangkan kapasitas diri dalam berbagai aspek, seperti literasi, numerasi, dan keterampilan sosial-emosional.
  • Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5): P5 merupakan kegiatan pembelajaran yang dirancang untuk mengembangkan seluruh aspek Profil Pelajar Pancasila.
Meskipun kurikulum berbasis kompetensi dinilai ideal untuk menyiapkan generasi penerus bangsa yang berdaya saing tinggi dan memiliki keahlian kualitas global, namun tentu saja bukanlah hal yang mudah karena dalam prakteknya cukup banyak tantangan yang harus dihadapi. Setidaknya, ada beberapa tantangan untuk mengimplementasikan kurikulum berbasis kompetensi dalam kurikulum merdeka, seperti kesiapan guru, ketersediaan sumber daya, dan perbedaan persepsi. 

Namun, di sisi yang lain, kurikulum berbasis kompetensi juga membuka peluang untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih relevan, fleksibel, dan fokus pada kemampuan siswa. Di era digital, kurikulum berbasis kompetensi sangat penting karena mampu mempersiapkan siswa dengan keterampilan praktis, adaptif, dan relevan untuk dunia yang terus berubah. Kurikulum ini memfasilitasi pengembangan kemampuan yang diperlukan di abad 21, mempersiapkan siswa untuk sukses dalam karier, inovasi, dan kehidupan sehari-hari di era yang didominasi oleh teknologi.
Mutia Erlisa Karamoy
Mutia Erlisa Karamoy Mom of 3 | Lifestyle Blogger | Web Content Writer | Digital Technology Enthusiast | Another Blog seputarbunda.com | Contact: elisakaramoy30@gmail.com

Posting Komentar untuk "Pentingnya Kurikulum Berbasis Kompetensi Di Era Digital"