Unsyiah, Pengemban Harapan Rakyat Aceh Di Masa Depan Untuk Mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi
Dok : http://www.unsyiah.ac.id/ |
Di Pulau Sumatera ada banyak perguruan tinggi negeri tertua yang memiliki sejarah berdirinya yang sangat panjang, bahkan beberapa diantaranya tumbuh dan berkembang dalam balutan nilai-nilai tradisi di mana perguruan tinggi tersebut berada. Di antara perguruan tinggi tertua tersebut terdapat nama Universitas Syiah Kuala atau kerap di singkat dengan Unsyiah yang merupakan perguruan tinggi negeri tertua di Aceh. Pengukuhan secara hukum berdirinya Unsyiah berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor 11 Tahun 1961 tertanggal 2 September 1961. Hingga saat ini Unsyiah berada atau berkedudukan di Kota Banda Aceh yang merupakan ibukota dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam di mana kampus utamanya terletak di Kota Pelajar Mahasiswa (Kopelma) Darussalam, Banda Aceh. Setiap tahun jumlah mahasiswa yang menuntut ilmu di 12 Fakultas dan Program Pasca Sarjana Unsyiah semakin terus bertambah, tidak heran jika jumlah mahasiswa yang masih terdaftar dan alumninya mencapai ratusan ribu sejak Unsyiah pertama kali didirikan.
Berdirinya Universitas Syiah Kuala tidak terlepas dari sejarah panjang masa lalu di mana Aceh pernah menjadi pusat tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan yang sangat terkenal di berbagai penjuru dunia. Pelajar dan guru dari berbagai negara atau kesultanan di dunia seperti Turki, Iran, India, dan lain-lain, berdatangan baik untuk menuntut ilmu maupun mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan dengan landasan Agama Islam untuk kemajuan dan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Seiring berjalannya waktu, kebutuhan masyarakat akan suatu lembaga pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia yang mumpuni dalam kelimuan dengan landasan iman dan taqwa semakin hari semakin kuat, maka atas dasar alasan itulah didirikan Universitas Syiah Kuala yang tidak hanya menjadi lambang semakin menguatnya eksistensi pendidikan dalam diri masyarakat Aceh namun juga sebagai perwujudan nyata dari nilai luhur tradisional masyarakat Aceh yang gemar bergotong royong serta meletakkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Tidak heran jika dalam pembukaan dan peresmian Kopelma Darussalam, Presiden Soekarno menyatakan bahwa Darussalam akan menjadi pusat pendidikan masyarakat Aceh yang melambangkan iklim damai dan suasana persatuan. Selain itu, Darussalam juga menjadi perlambang kerjasama rakyat Aceh dan para pemimpin Aceh di mana kerjasama erat inilah yang akan menjadi cikal bakal modal untuk membangun Aceh di masa depan, di mana Unsyiah akan menjadi media untuk mewujudkan harapan akan masa depan yang lebih baik bagi rakyat Aceh.
Dalam kurun waktu 55 tahun perjalanan Unsyiah sebagai salah satu institusi yang menyelenggarakan pendidikan tinggi di Aceh, Unsyiah sudah banyak memberikan kontribusi bagi peningkatan derajat pendidikan rakyat Aceh. Tidak terhitung jumlah generasi muda yang sudah mengenyam pendidikan di Unsyiah, baik yang telah menjadi alumni maupun yang masih aktif menyelesaikan pendidikan. Meskipun pada realitanya jumlah generasi muda yang memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi masih sangat kecil di bandingkan jumlah lulusan Sekolah Menengah setiap tahun secara keseluruhan, khususnya di Aceh mengingat daya tampung yang masih terbatas. Namun, dengan adanya perbaikan demi perbaikan asalkan dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, maka tujuan untuk meningkatkan derajat hidup masyarakat melalui pendidikan secara perlahan akan tercapai.
Di sisi yang lain, beban tugas Unsyiah sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi negeri tidak hanya meningkatkan mutu dan daya tampung semata bagi tercapainya tujuan mengentaskan pendidikan di masyarakat, namun juga berkewajiban untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam kehidupan nyata, di mana tiga unsur dharma tersebut meliputi :
Mungkin, sudah ratusan ribu atau bahkan jutaan lulusan perguruan tinggi di seluruh Indonesia, dan jumlah tersebut akan terus bertambah setiap tahunnya seiring semakin banyaknya insitusi perguruan tinggi di Indonesia yang berdiri dari tahun ke tahun. Namun, dari jumlah tersebut berapa persenkah yang mengetahui apa itu Tri Dharma Perguruan Tinggi, dan dari persentase tersebut berapakah yang benar-benar memahami dan melaksanakan isi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang setiap awal masuk menjadi mahasiswa selalu digaungkan bersama-sama. Padahal, di dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi itulah terdapat penjabaran poin-poin penting esensi dari menjalani kegiatan belajar dan mengajar selama di Perguruan Tinggi serta setelah lulus dan kembali ke tengah masyarakat.
Jika didefinisikan secara bahasa Tri Dharma yang berasal dari bahasa Sansekerta memiliki arti sebagai berikut, "Tri" artinya tiga dan "Dharma" artinya kewajiban. Jadi jika diartikan secara keseluruhan, Tri Dharma adalah tiga kewajiban yang mutlak harus dijalankan secara benar dan sungguh-sungguh. Dalam konteks Tri Dharma Perguruan Tinggi, bisa diartikan tiga kewajiban yang harus dijalankan dan dilakukan dengan penuh tanggung jawab oleh semua elemen yang terdapat dalam perguruan tinggi tersebut, termasuk staf pengajar (dalam hal ini Dosen) dan mahasiswa itu sendiri. Adapun isi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, yaitu :
Unsyiah, Pengemban Harapan Rakyat Aceh Di Masa Depan Untuk Mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi
Memiliki jejak sejarah yang panjang, dan merupakan salah satu perguruan tinggi tertua di Pulau Sumatera, Unsyiah tidak hanya dituntut untuk mampu melahirkan insan-insan muda yang kompeten dalam bidangnya belaka namun juga memiliki karakter terbaik dan berkualitas. Hal ini tentu saja sesuai dengan visi dari Unsyiah untuk menjadi universitas yang inovatif, mandiri, dan terkemuka dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora, olahraga, dan seni sehingga menghasilkan lulusan berkualitas yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika.
Setahap demi setahap, "jantung hati Rakyat Aceh" ini terus berjuang untuk mencapai visinya tersebut dengan berbagai kegiatan, rencana, dan aktivitas, baik yang dilakukan universitas maupun mahasiswa yang sedang menempuh studi di Unsyiah. Kerjasama dengan Southern Cross University dan James Cook University dari Australia, di mana kerjasama ini diharapkan akan memberikan kompensasi lebih bagi seluruh Civitas Akademika, terutama dalam hal pertukaran mahasiswa dan staff pengajar, kerjasama penelitian, kesempatan untuk belajar di universitas tersebut, serta kesempatan-kesempatan lain yang akan menambah pengetahuan serta keterampilan bagi seluruh civitas akademika. Selain kerjasama dengan berbagai universitas ternama di dunia, Unsyiah juga telah mendirikan berbagai unit-unit kegiatan yang bertujuan untuk pengabdian kepada masyarakat, di mana unit-unit kegiatan ini melibatkan semua elemen kampus, terutama mahasiswa dan dosen sebagai staff pengajar. Diharapkan berbagai aktivitas ini tidak hanya bertujuan untuk membantu masyarakat memecahkan berbagai persoalan, namun juga sebagai ajang pembelajaran bagi seluruh civitas akademika terutama mahasiswa yang setelah menyelesaikan studinya nanti akan kembali kepada masyarakat.
Di sisi yang lain, beban tugas Unsyiah sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi negeri tidak hanya meningkatkan mutu dan daya tampung semata bagi tercapainya tujuan mengentaskan pendidikan di masyarakat, namun juga berkewajiban untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam kehidupan nyata, di mana tiga unsur dharma tersebut meliputi :
- Pendidikan dan pengajaran.
- Penelitian dan Pengembangan.
- Pengabdian Masyarakat.
Mungkin, sudah ratusan ribu atau bahkan jutaan lulusan perguruan tinggi di seluruh Indonesia, dan jumlah tersebut akan terus bertambah setiap tahunnya seiring semakin banyaknya insitusi perguruan tinggi di Indonesia yang berdiri dari tahun ke tahun. Namun, dari jumlah tersebut berapa persenkah yang mengetahui apa itu Tri Dharma Perguruan Tinggi, dan dari persentase tersebut berapakah yang benar-benar memahami dan melaksanakan isi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang setiap awal masuk menjadi mahasiswa selalu digaungkan bersama-sama. Padahal, di dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi itulah terdapat penjabaran poin-poin penting esensi dari menjalani kegiatan belajar dan mengajar selama di Perguruan Tinggi serta setelah lulus dan kembali ke tengah masyarakat.
Jika didefinisikan secara bahasa Tri Dharma yang berasal dari bahasa Sansekerta memiliki arti sebagai berikut, "Tri" artinya tiga dan "Dharma" artinya kewajiban. Jadi jika diartikan secara keseluruhan, Tri Dharma adalah tiga kewajiban yang mutlak harus dijalankan secara benar dan sungguh-sungguh. Dalam konteks Tri Dharma Perguruan Tinggi, bisa diartikan tiga kewajiban yang harus dijalankan dan dilakukan dengan penuh tanggung jawab oleh semua elemen yang terdapat dalam perguruan tinggi tersebut, termasuk staf pengajar (dalam hal ini Dosen) dan mahasiswa itu sendiri. Adapun isi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, yaitu :
- Pendidikan dan Pengajaran. Mahasiswa dan Dosen merupakan kaum intelektual yang mungkin jumlahnya kurang dari 5 persen jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan. Dengan kondisi tersebut, maka seharusnya semua elemen yang terdapat di dalam Perguruan Tinggi berkewajiban untuk terus mengupgrade keilmuannya sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini sangat penting mengingat pada akhirnya mahasiswa yang selama bertahun-tahun berjuang meningkatkan intelektualitasnya dapat mempersembahkan pencapaiannya tersebut untuk masyarakat. Untuk itulah, sesuai dengan Dharma yang pertama dari tiga Dharma Perguruan Tinggi, Mahasiwa dan Dosen sebagai staf pengajar yang berkewajiban mentransfer ilmu kepada anak didiknya sama-sama harus terus mengasah keilmuannya agar kelak bisa memenuhi harapan yang tersampir di pundaknya sebagai agent of change di masyarakat. Dan dengan kompetensi yang dimilikinya mampu membawa kemajuan dan kehidupan yang lebih baik bagi bangsa dan negara, serta terutama masyarakat disekitarnya. Untuk alasan itulah, dosen harus terus mengupgrade kemampuan mengajar dan keilmuannya, dan di lain pihak mahasiswa pun harus memiliki kemampuan maksimal untuk menerima pengajaran serta mengembangkan sikap kritis terhadap bidang ilmu yang dipelajarinya selama di Perguruan Tinggi.
- Penelitian dan Pengembangan. Zaman akan terus berubah dan sejalan dengan itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dalam kurun waktu 5 tahun, banyak sekali perubahan yang kita rasakan di sekeliling kita. Namun tidak semua perubahan tersebut bisa diterima oleh masyarakat, dan terkadang perubahan tersebut menimbulkan berbagai masalah. Pada titik inilah dibutuhkan peran besar dari semua elemen yang berada di perguruan tinggi untuk secara kontinyu dan berkelanjutan melakukan penelitian dan pengembangan agar perubahan tersebut bisa diterima oleh masyarakat. Disinilah diperlukan orang-orang yang terdidik dan berpendidikan agar dapat membantu masyarakat dengan melakukan penelitian dan pengembangan sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari di perguruan tinggi.
- Pengabdian Masyarakat. Pada akhirnya, mahasiswa yang setiap tahun berduyun-duyun masuk dan belajar di perguruan tinggi akan kembali kepada masyarakat untuk mempraktekkan ilmu yang dipelajari selama duduk di bangku perkuliahan. Tidak hanya mahasiswa yang dituntut untuk mengabdikan ilmunya bagi kesejahteraan dan kemajuan masyarakat, namun juga dosen atau staff pengajar sebagai pihak yang kompeten dalam keilmuannya. Diharapkan dengan mentransfer ilmunya kepada mahasiswa dengan maksimal disertai dengan keaktifannya untuk melakukan penelitian secara ilmiah dan membuat karya tulis yang bermanfaat untuk mendorong kemajuan masyarakat, maka inilah tujuan akhir dari Tri Dharma Perguruan Tinggi dan sesuai dengan yang diamanahkan dalam Undang-undang tentang Perguruan Tinggi yang menyatakan, pengabdian kepada masyarakat adalah juga kegiatan Civitas Akademika yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Unsyiah, Pengemban Harapan Rakyat Aceh Di Masa Depan Untuk Mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi
Memiliki jejak sejarah yang panjang, dan merupakan salah satu perguruan tinggi tertua di Pulau Sumatera, Unsyiah tidak hanya dituntut untuk mampu melahirkan insan-insan muda yang kompeten dalam bidangnya belaka namun juga memiliki karakter terbaik dan berkualitas. Hal ini tentu saja sesuai dengan visi dari Unsyiah untuk menjadi universitas yang inovatif, mandiri, dan terkemuka dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, humaniora, olahraga, dan seni sehingga menghasilkan lulusan berkualitas yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika.
Dok : http://farmasi.unsyiah.ac.id/ |
Berdirinya Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) juga merupakan salah satu realisasi dari keinginan mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, di mana melalui unit ini civitas akademika tidak hanya akan mempraktekkan ilmu yang dipelajarinya selama perkuliahan namun juga sebagai salah satu dharma untuk mengabdikan diri kepada kepentingan masyarakat. Namun, sebagai pengemban harapan Rakyat Aceh, masih panjang perjalanan yang harus ditempuh Unsyiah untuk mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dengan dukungan dari seluruh civitas akademika, seluruh elemen masyarakat, serta pemerintah baik pusat maupun daerah, bisa dipastikan di tahun-tahun mendatang dengan perjalanan panjang yang telah dirintis, Unsyiah akan mampu mewujudkan cita-cita Tri Dharma Perguruan Tinggi serta mengemban harapan Rakyat Aceh sebagai jantung hati Rakyat Aceh, yang akan membawa Aceh Darussalam lebih maju lagi seperti pada masa Kesultanan Aceh di mana Aceh di kenal sebagai salah satu pusat pendidikan Islam terkemuka di dunia.
Di tahun 2016 ini, Unsyiah secara maraton akan mengelar berbagai kegiatan dalam acara "The 6th Annual International Conference (AIC)," di mana kegiatan ini sudah berjalan sejak tahun 2011. Adapun kegiatan ini bertujuan untuk saling menukar informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai wadah atau ajang untuk memperkenalkan karya ilmiah yang bermanfaat untuk masyarakat, di mana kesemuanya ini tidak hanya akan memberikan manfaat bagi seluruh civitas akademika saja melainkan untuk masyarakat secara keseluruhan. Tidak hanya itu, Unsyiah juga bisa memanfaatkan momen ini untuk memperkenalkan tradisi dan budaya Aceh kepada para peserta yang datang dari berbagai penjuru dunia.
Kesadaran masyarakat muslim di Indonesia yang mulai menggunakan produk-produk syariah bisa menjadi pintu masuk bagi Unsyiah untuk memulai secara khusus kajian-kajian terhadap produk-produk syariah yang sangat ditunggu kehadirannya oleh masyarakat, khususnya di Aceh yang sebagian besar masyarakatnya memeluk agama Islam. Potensi pasar syariah di Indonesia yang sangat besar di mana sebagian besar penduduk Indonesia adalah muslim tentunya membutuhkan banyak produk syariah yang telah teruji kehalalannya. Disinilah peran besar Unsyiah yang sangat ditunggu oleh masyarakat dan sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, di mana Unsyiah memiliki kewajiban untuk melakukan berbagai kajian, penelitian, serta pengembangan berbagai produk syariah, yang pada akhirnya ditujukan untuk kemajuan dan kemakmuran masyarakat. Sejatinya, itulah esensi dari didirikannya Unsyiah sebagai salah satu perguruan tinggi negeri tertua di Indonesia yang lahir dari tangan cendekiawan muslim Aceh terkemuka, yang lahir dari harapan rakyat Aceh akan masa depan kehidupan yang lebih baik di masa depan dan mengemban amanah untuk mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Di tahun 2016 ini, Unsyiah secara maraton akan mengelar berbagai kegiatan dalam acara "The 6th Annual International Conference (AIC)," di mana kegiatan ini sudah berjalan sejak tahun 2011. Adapun kegiatan ini bertujuan untuk saling menukar informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai wadah atau ajang untuk memperkenalkan karya ilmiah yang bermanfaat untuk masyarakat, di mana kesemuanya ini tidak hanya akan memberikan manfaat bagi seluruh civitas akademika saja melainkan untuk masyarakat secara keseluruhan. Tidak hanya itu, Unsyiah juga bisa memanfaatkan momen ini untuk memperkenalkan tradisi dan budaya Aceh kepada para peserta yang datang dari berbagai penjuru dunia.
Kesadaran masyarakat muslim di Indonesia yang mulai menggunakan produk-produk syariah bisa menjadi pintu masuk bagi Unsyiah untuk memulai secara khusus kajian-kajian terhadap produk-produk syariah yang sangat ditunggu kehadirannya oleh masyarakat, khususnya di Aceh yang sebagian besar masyarakatnya memeluk agama Islam. Potensi pasar syariah di Indonesia yang sangat besar di mana sebagian besar penduduk Indonesia adalah muslim tentunya membutuhkan banyak produk syariah yang telah teruji kehalalannya. Disinilah peran besar Unsyiah yang sangat ditunggu oleh masyarakat dan sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, di mana Unsyiah memiliki kewajiban untuk melakukan berbagai kajian, penelitian, serta pengembangan berbagai produk syariah, yang pada akhirnya ditujukan untuk kemajuan dan kemakmuran masyarakat. Sejatinya, itulah esensi dari didirikannya Unsyiah sebagai salah satu perguruan tinggi negeri tertua di Indonesia yang lahir dari tangan cendekiawan muslim Aceh terkemuka, yang lahir dari harapan rakyat Aceh akan masa depan kehidupan yang lebih baik di masa depan dan mengemban amanah untuk mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Referensi tulisan :
http://www.unsyiah.ac.id/
https://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Syiah_Kuala
http://www.academicindonesia.com/tri-dharma-perguruan-tinggi/
1 komentar untuk "Unsyiah, Pengemban Harapan Rakyat Aceh Di Masa Depan Untuk Mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi"