Saatnya Deteksi Dini Alergi Agar Anak Alergi Tetap Berprestasi
"Meskipun sebagian besar orang yang mengalami alergi disebabkan oleh faktor genetik, namun alergi tersebut hanya akan menjadi dorman sepanjang tidak ada pemicu dari faktor lingkungan."
Hampir sepanjang hidup saya selalu berurusan dengan yang namanya alergi, mulai dari diri saya sendiri hingga yang kini diderita oleh ketiga anak saya, tapi tentunya dengan gejala alergi yang berbeda-beda. Saya ingat ketika masih kecil dengan kondisi tersebut, ibu saya menjadi lebih protektif untuk memilah dan memilih makanan. Saat itu, akses untuk mendapatkan informasi medis masih sangat terbatas, dan satu-satunya sumber yang terpercaya hanya dari dokter atau petugas kesehatan, sehingga wajar jika penjelasan pendek dari dokter sering diinterpretasikan berbeda oleh ibu saya. Bagi ibu saya, satu-satunya pemicu alergi yang saya alami atau dalam istilah medis di sebut Alergen hanyalah makanan sehingga tidak semua jenis makanan boleh saya konsumsi. Akibat jangka panjangnya saya tumbuh menjadi seorang yang picky eater atau suka pilih-pilih makanan, dan berlanjut hingga dewasa. Padahal, bisa saja makanan yang menurut ibu saya pantang untuk di konsumsi justru tidak memicu alergi saya kambuh, karena alergen tidak hanya datang dari sumber makanan.
Yuk...deteksi dini alergi agar anak alergi tetap beraktivitas dan berprestasi |
Namun, dalam sesi Coaching Clinic yang saya ikuti di KALCare Pondok Indah bersama Dr. Molly Dumakuri, Sp.A, saya mendapat banyak pengetahuan dan informasi baru tentang alergi sekaligus bagaimana mencegah dan mengatasi alergi sejak dini agar alergi tidak menjadi penghambat prestasi anak-anak di masa kini dan masa yang akan datang. Pengetahuan dan informasi baru ini tentu saja sangat berharga bagi saya, karena saat ini saya berada dalam posisi yang sama dengan ibu saya dahulu, menghadapi anak-anak yang memiliki bakat alergi secara genetik dan jika tidak di treatment secara khusus bisa berpotensi menghambat tumbuh kembangnya di masa yang akan datang. Apalagi jika si kecil masih berada pada usia periode emas dimana pada rentang usia ini sistem pertahanan tubuh anak masih sangat rentan, sehingga jika tidak mendapat perhatian serius akan berpotensi menimbulkan gangguan pada masa tumbuh kembangnya. Untuk diketahui, ada dua faktor penyebab terjadinya alergi, yaitu :
- Faktor Genetik, di mana berdasarkan faktor ini anak mendapat "bakat" alergi yang diturunkan secara langsung dari orangtuanya. Dijelaskan lebih lanjut bahwa anak yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat alergi memiliki peluang lebih besar mengalami alergi dibandingkan dengan anak lain yang tidak memiliki anggota keluarga dengan riwayat alergi. Dengan kondisi ini bisa dipastikan bahwa hampir semua anggota keluarga berpotensi mengalami alergi, dan semakin diperparah jika pemicu berikutnya dari lingkungan tidak segera diminimalisir.
- Faktor Lingkungan. Pada dasarnya setiap manusia dalam kondisi normal memiliki sistem pertahanan tubuh yang sudah dipersiapkan untuk membentengi tubuh dari serangan bakteri, virus, atau zat-zat yang berbahaya. Sistem pertahanan tubuh ini kerap di sebut juga dengan istilah imunitas tubuh atau sistem kekebalan tubuh. Namun, untuk anak yang dilahirkan dengan bakat alergi, justru sistem kekebalan tubuh ini seringkali salah mengenali bahan yang seharusnya aman atau tidak berbahaya bagi tubuh namun di lawan oleh sistem kekebalan tubuh ini. Akibatnya, tubuh si kecil akan mengalami reaksi alergi yang akan berlanjut hingga usia dewasa dengan indikasi klinis yang beragam bila tidak dideteksi sedini mungkin.
Sesi Coaching Clinic di KALCare Pondok Indah (Dok : Pribadi) |
Namun, kendalanya tidak semua orangtua bisa memahami dengan mudah bagaimana upaya untuk mengatasi dan mencegah berulangnya riwayat alergi sekalipun hampir semua orang tahu bahwa faktor genetik merupakan penyumbang terbesar anak mengalami alergi. Pada tahap inilah, penting bagi orangtua untuk mulai deteksi dini alergi pada anaknya agar meskipun anak mengalami alergi namun tetap bisa berprestasi seperti anak-anak yang sehat lainnya. Sebagai penderita alergi, saya tahu bahwa tidak mudah untuk hidup normal seperti anak lainnya, tidak hanya kendala kesehatan di mana alergi bisa menyebabkan masalah kesehatan secara berulang namun juga ada masa-masa di mana anak akan mengalami masalah psikologis yang disebabkan alergi tersebut. Jadi, sebelum masuk dalam materi selanjutnya, saya hanya ingin mengatakan bahwa jangan anggap sepele alergi pada anak, segera deteksi sedini mungkin agar tahu cara mencegah dan mengatasinya seiring bertambahnya usia anak, karena alergi selain tidak bisa disembuhkan juga memiliki perjalanan yang sangat dinamis.
Pada dasarnya deteksi dini alergi sudah dapat dilakukan sejak anak masih dalam kandungan, tentunya hal ini didasarkan pada bakat atau riwayat alergi yang dimiliki oleh orangtua, saudara kandung (jika anak tersebut bukanlah anak pertama, kakek, nenek, paman, dan sebagainya. Namun, treatment yang dilakukan hanya dapat dilakukan setelah si kecil lahir berdasarkan gejala alergi yang ditunjukkan olehnya. Untuk diketahui gejala alergi pada tiap anak berbeda bahkan di antara saudara kandung sekalipun, dan ternyata tidak hanya gejala karena faktor pemicu alergi tersebut pada masing-masing anak juga berbeda. Hal inilah yang menyebabkan penting bagi orangtua untuk deteksi dini alergi, agar bakat alergi yang diturunkan secara genetik tidak akan menghambat potensi si kecil di masa depan.
Deteksi Dini Alergi Dengan Mengenali Gejala Alergi
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa ada dua faktor yang paling berpotensi menimbulkan alergi pada manusia, yaitu genetik dan lingkungan. Namun, orangtua tidak akan dapat mendeteksi alergi secara langsung sedini mungkin jika anak tidak menunjukkan gejala alergi, karena gejala inilah yang akan dijadikan patokan atau dasar untuk melakukan langkah berikutnya. Kedua orangtua atau jika salah satunya memiliki riwayat alergi mungkin memiliki pengalaman yang meliputi gejala, penyebab, dan termasuk treatmentnya, namun untuk diketahui gejala alergi pada masing-masing individu berbeda dan saya memiliki pengalaman pribadi dengan hal itu. Saya sejak kecil mengalami gejala alergi yang nyaris selalu berkisar pada gangguan kulit, tapi tidak dengan kakak saya yang gangguannya cenderung ke pernapasan seperti bersin-bersin, pilek berulang, dan lainnya.
Sejauh mana resiko alergi yang diturunkan orangtua (Sumber : www.cekalergi.com) |
Atas dasar itulah, mengapa orangtua wajib dan harus mengenali gejala awal alergi yang diperlihatkan oleh anak, di mana gejala awal ini bisa ditunjukkan pada saat usia bayi masih sangat dini. Namun, jika dirunut lebih jauh ke atas, sesungguhnya deteksi ini sudah dapat dilakukan sejak dalam kandungan, di mana dengan sederhana orangtua dapat memperkirakan hal tersebut berdasarkan riwayat alergi yang dimilikinya. Namun, untuk lebih memudahkan, hal ini bisa dimulai dari manifestasi klinis yang ditunjukkan si kecil sejak bayi yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
- Gangguan pada kulit, yang ditunjukkan dengan gejala gatal atau ruam pada kulit, eksim, bentol-bentol kemerahan pada pipi, telinga, tangan, kaki, dan area kulit lainnya.
- Gangguan pernapasan, umumnya ditunjukkan dengan gejala bersih-bersin, mengi atau napas berbunyi, tenggorokan gatal, dan lain-lain.
- Gangguan percernaan, umumnya berupa gejala mual, muntah, diare, dan masih banyak lagi.
Namun harus diingat, meskipun anak atau si kecil menunjukkan gejala-gejala seperti ini, bukan berarti setiap kali gejala seperti ini kambuh orangtua berpikir bahwa alerginya sedang kumat. Untuk itu, orangtua harus jeli membedakan mana gejala alergi dan mana yang merupakan serangan kuman atau infeksi. Setidaknya, ada 3 hal yang bisa membantu orangtua untuk membedakan mana gejala alergi dan mana infeksi, yaitu :
- Apakah gejala tersebut di sertai deman?
- Apakah keluhan gejala tersebut lebih dominan siang hari dari pada pagi atau malam hari?
- Apakah cairan ingus atau riaknya kental dan berwarna?
Perjalanan Allergic March yang dinamis pada setiap pertambahan umur (Dok : Cekalergi.com) |
Deteksi Dini Alergi Dengan Mencari Tahu Penyebab Untuk Mencegah dan Mengatasi Gejala Alergi
Umumnya sebagian besar gejala alergi disebabkan oleh faktor makanan, hal itulah yang menyebabkan mengapa bayi sebaiknya diberikan ASI ekslusif setidaknya selama 6 bulan pertama kehidupannya, karena ASI ini bisa menjadi pintu gerbang pencegahan pertama anak dari serangan alergi di usia yang masih dini. Namun, dalam perkembangannya, tentu anak-anak harus mulai mengenal berbagai jenis makanan, dan pada tahap inilah orangtua sudah harus mulai jeli memilah dan memilih jenis makanan yang akan diperkenalkan pada si kecil.
Dalam sesi Live Chat di website khusus yang membahas segala hal tentang alergi pada anak, yaitu www.cekalergi.com, dan juga dalam sesi Coaching Clinic di KALCare Pondok Indah yang saya ikuti, dijelaskan secara detail bahwa selain mengenali gejala alergi langkah selanjutnya yang wajib orangtua lakukan adalah mencari tahu penyebab alergi pada anak. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa sebagian besar alergi disebabkan oleh faktor makanan, oleh karena itu deteksi dini alergi pada anak bisa dimulai dari jenis dan bahan makanan yang dikonsumsi oleh anak sejak mulai diberikan MPASI.
Untuk diketahui, ada beberapa jenis bahan makanan yang paling rentan memicu reaksi alergi terutama pada anak di bawah 1 tahun yang memiliki sistem pencernaan dan kekebalan tubuh belum sempurna, diantaranya telur, kacang-kacangan, dan makanan laut. Selain jenis makanan tersebut, ada sebagian anak yang juga memiliki indikasi alergi susu sapi. Namun untuk membuktikan memang dibutuhkan kejelian dari orangtua karena ada sebagian anak yang memiliki bakat alergi namun bakat alergi tidak terprovokasi oleh faktor makanan atau susu sapi yang dikonsumsinya, melainkan disebabkan oleh faktor lain. Untuk itu, langkah paling awal dan bijak setelah anak terkena gejala alergi adalah dengan mengeliminasi alergen yang diindikasikan paling kuat memprovokasi timbulnya gejala tersebut, bisa dimulai dari makanan yang dikonsumsi anak satu atau dua hari sebelumnya.
Beberapa gejala alergi yang mungkin di alami si kecil (Dok : Cekalergi.com) |
Jika orangtua sudah memastikan bahwa gejala alergi pada anak disebabkan faktor makanan, maka tentu akan lebih mudah mencegah timbulnya gejala tersebut di kemudian hari dengan tidak mengkonsumsi jenis makanan tersebut sepanjang hidup si anak. Selain itu, jika suatu saat anak terpapar jenis makanan yang dilarang tersebut, maka dokter akan lebih mudah menangani dan memberikan pengobatan karena orangtua telah memiliki catatan lengkap tentang riwayat tersebut. Sedangkan untuk anak yang terindikasi atau menurut pantauan orangtua alergi terhadap susu sapi, sebaiknya orangtua mengganti konsumsi susunya dengan susu yang berbahan Isolat Protein Kedelai atau yang lebih dikenal dengan susu soya.
Sebagai informasi tambahan, reaksi alergi yang diperlihatkan anak alergi bisa bermacam-macam, namun umumnya gatal-gatal, eksim, diare, mual, bersin-bersih, pilek yang berulang tanpa deman, dan masih banyak lagi. Namun, ada satu reaksi alergi yang jika tidak direspon secara cepat oleh orangtua adalah Anafi Laksis atau reaksi alergi akut, di mana reaksi ini jika tidak segera ditangani bisa mengancam jiwa penderitanya karena gejala yang muncul sangat cepat hanya dalam hitungan detik atau menit. Reaksi alergi akut ini berupa ruam kulit, gatal, bengkak bibir/kelopak mata/lidah/wajah/tenggorokan, sesak napas, pingsan/pusing, tekanan darah menurun secara drastis, dan lain-lain. Biasanya yang paling menyebabkan reaksi alergi akut ini adalah faktor obat, makanan, dan serangga. Situasi ini menjadi darurat dan penderita harus diberikan pertolongan medis dengan segera karena bisa mengancam keselamatan penderita. Untuk alasan inilah maka orangtua wajib dan harus sedini mungkin mengenali gejala alergi dan mencari tahu penyebabnya agar masalah tersebut bisa dicegah dan diatasi, serta yang terpenting orangtua bisa mengontrol alergen sedini mungkin.
Deteksi Dini Dengan Memberikan Pengobatan
Dalam sesi Coaching Clinic di KALCare Pondok Indah, saya juga mendiskusikan langkah lanjutan setelah melakukan deteksi dini mengenali gejala alergi dan mencari tahu penyebabnya. Tips paling mudah adalah dengan menghindari alergen tersebut selama beberapa waktu atau bahkan seumur hidup anak alergi. Namun, tidak cukup hanya sampai di situ, karena alergi merupakan suatu kondisi yang kompleks dan dinamis, tidak hanya gejalanya namun juga pemicu dari reaksi alergi itu sendiri. Bisa saja dalam periode pertama kehidupannya, anak mengalami gejala alergi dengan faktor pemicu makanan, namun dalam perjalanannya pemicu gejala alergi tidak lagi disebabkan makanan namun dari faktor lingkungan atau sebab-sebab lain.
Untuk alasan itulah mengapa deteksi dini dengan memberikan pengobatan sangat dianjurkan diberikan sesegera mungkin manakala anak mengalami gejala alergi. Dalam jangka panjang, langkah ini bisa meminimalisir timbulnya gejala alergi lain seiring dengan pertambahan usia si anak. Sedangkan untuk jangka pendek, pengobatan tentu saja akan memperingan penderitaan yang dialami anak alergi. Pada tahap ini, peran dokter yang kompeten dalam bidang tersebut sangat diperlukan, tidak hanya untuk meringankan beban gejala alergi yang di derita anak, namun juga untuk membantu mengetahui apakah selain alergen yang dicurigai anak juga memiliki bakat terhadap alergen jenis lainnya. Biasanya pada tahap ini, dokter akan melakukan berbagai uji atau test seperti tes darah dan tes tusuk kulit. Tapi perlu diingat bahwa tes ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang ahli dalam bidangnya karena bisa menimbulkan efek samping yang berbahaya, seperti reaksi alergi akut atau anafi laksis.
Salah satu cara tes alergi yang mungkin bisa menjadi pilihan (Dok : www.sergiocabrasallergologo.it) |
- Jika anak mengalami reaksi alergi setelah mengkonsumsi suatu jenis makanan dan terpapar alergen yang orangtua curigai, ada baiknya segera membawa si anak ke dokter untuk mendapatkan pengobatan. Selain untuk mencegah kondisi yang semakin memburuk, dokter juga dapat membantu orangtua mengenali dan mencari tahu penyebab reaksi alergi tersebut.
- Jika anak terindikasi reaksi alergi akut atau anafi laksis, segera bawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan dengan segera, karena gejala ini bisa membahayakan jiwa si anak.
Untuk mendukung pentingnya orangtua memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih tentang alergi serta penyakit lain yang terkait dengan alergi inilah maka World Allergy Organization (WAO) menyelenggarakan program tahunan "World Allergy Week." Pada momen ini bisa dimanfaatkan oleh orangtua untuk mencari informasi yang seluas-luasnya tentang cara untuk melakukan deteksi dini alergi pada anak, seperti yang dilakukan Morinaga melalui kampanye semua dari ingin Tau; Tau, Cegah, dan Atasi, serta sebar informasi yang tepat.
Morinaga Dukung Anak Alergi Agar Anak #AlergiTetapBerprestasi
Seperti yang sudah dijelaskan secara panjang lebar sebelumnya bahwa susu sapi bisa menjadi salah satu alergen yang beresiko tinggi pada anak, karenanya jika orangtua mencurigai susu sapi sebagai salah satu alergen yang potensial maka ada baiknya hindari memberikan anak susu sapi dan segala jenis turunannya, seperti keju, mentega, dan lain-lain. Untuk di ketahui, gejala alergi susu sapi bisa muncul pada berbagai organ tubuh, mulai dari gejala ringan hingga yang masuk kategori cukup berat yang bahkan bisa menimbulkan anafi laksis atau reaksi alergi akut. Selain itu, gejala alergi susu sapi ini bisa menyebabkan gejala tidak hanya di kulit, namun juga di saluran cerna dan pada saluran napas. Hal inilah yang menyebabkan orangtua harus mulai waspada ketika si anak mulai menunjukkan gejala alergi setelah mengkonsumsi susu sapi. Menghadapi anak dengan kondisi seperti ini setidaknya ada 2 hal yang bisa dilakukan orangtua untuk mencegah sekaligus mengatasinya, yaitu:
- Menghindari protein susu sapi utuh,
- Menggantinya dengan nutrisi yang mengandung formula protein susu sapi yang mudah di cerna atau yang mengandung formula isolat protein kedelai (soya).
Morinaga sadar bahwa setiap anak, entah itu anak alergi atau bukan memiliki hak untuk tetap meraih impian dan cita-cita serta tetap berprestasi pada bidang yang disukainya, karena anak-anak dengan tipikal seperti inilah yang akan tumbuh menjadi generasi platinum dengan kecerdasan multitalenta. Namun, untuk mencapai tujuan dan impian tersebut, anak-anak haruslah tumbuh menjadi anak yang sehat terlebih dahulu. Untuk alasan inilah dan sebagai bentuk dukungan terhadap upaya WAO dalam kampanye Allergy Week yang ingin meningkatkan pemahaman orangtua tentang pentingnya deteksi dini alergi pada anak, maka ada 2 hal penting yang dilakukan Morinaga dalam #MorinagaAllergyWeek, yaitu :
- Meluncurkan website khusus yang berisikan semua informasi tentang alergi termasuk beragam cara untuk melakukan deteksi dini alergi, yaitu www.cekalergi.com. Website ini tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan pemahaman orangtua akan segala hal tentang alergi, namun orangtua bisa melakukan cek alergi secara online di mana pada hasil akhirnya orangtua akan mendapat pesan yang berisikan masukan atau saran bagaimana menghadapi anak yang memiliki bakat alergi. Pengetahuan yang akan orangtua dapatkan melalui website ini akan sangat berguna sebagai upaya untuk membantu kampanye "Semua Dari Ingin Tau ; Tau, Cegah dan Atasi, serta Sebar." Selain itu, orangtua bisa menambah pengetahuan bagaimana memilah dan memilih makanan untuk anak yang memiliki bakat alergi melalui resep-resep yang disajikan.
Orangtua bisa melakukan Cek Alergi secara online melalui www.cekalergi.com - Meluncurkan produk nutrisi yang secara khusus dirancang untuk memberikan nutrisi yang tepat untuk anak yang memiliki bakat alergi, yaitu Morinaga PHP (Protein Hidrolisat Parsial) dan Morinaga Soya (Isolat Protein Kedelai). Morinaga PHP merupakan susu dengan formula protein susu sapi yang mudah dicerna, namun tetap mendukung tumbuh kembang yang optimal bagi si anak karena diperkaya oleh Asam Amino Esensial, vitamin, dan mineral. Produk lainnya adalah Morinaga Soya yang memiliki formula 100% Protein Soya, yang diperkaya L-Metionin, Karnitin, Asam Amino Esensial, Vitamin, dan juga mineral. Kedua jenis produk ini hadir dengan inovasi unggulan berupa Sinergi Nutrisi yang meliputi faktor Kecerdasan Multitalenta, Pertahanan Tubuh Ganda, dan Tumbuh Kembang Optimal, yang di sebut MoriCare+ Prodiges. Inovasi unggulan ini sebagai upaya Morinaga untuk mendukung anak #AlergiTetapBerprestasi dan menjadi Generasi Platinum yang Multitalenta.
Beragam Produk Morinaga Allergy Total Solution (Dok : Pribadi)
Yuk...bersama-sama kita dukung dan wujudkan cita-cita si kecil untuk menjadi Generasi Platinum yang Multitalenta.
Referensi tulisan :
http://www.cekalergi.com/
http://www.idai.or.id/artikel/
https://allergycliniconline.com/2012/11/15/kenali-tanda-dan-gejala-alergi-pada-bayi-anak-dan-dewasa/
2 komentar untuk "Saatnya Deteksi Dini Alergi Agar Anak Alergi Tetap Berprestasi"