Era Baru PLN, Listrik Untuk Kehidupan Masyarakat Yang Lebih Baik
Listrik telah menjadi salah satu kebutuhan dasar yang sangat vital bagi kehidupan masyarakat di negara manapun di dunia, termasuk Indonesia. Nyaris seluruh kegiatan dalam rumah tangga berhubungan dengan listrik, bahkan untuk kegiatan seperti memasak nasi dan mencuci kini telah menggunakan listrik. Bisa dibayangkan bila hidup tanpa adanya pasokan listrik, akan seperti apa kehidupan yang kita jalani, dan berapa banyak aktivitas yang tidak bisa dilakukan. Kebutuhan bahkan ketergantungan terhadap listrik disinyalir akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya teknologi dan peradaban manusia.
PLN sebagai satu-satunya pemasok listrik di Indonesia terus membangun untuk mewujudkan komitmennya melistriki seluruh masyarakat Indonesia. Namun dalam kenyataannya, kebutuhan listrik terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk, naiknya konsumsi listrik bagi skala rumah tangga maupun industri, dan pesatnya pertumbuhan ekonomi hingga pelosok daerah di Indonesia.
Bahkan hingga akhir tahun 2014 ini ditargetkan akan ada penambahan kapasitas listrik sebesar 4.250 MW. Program listrik perdesaan yang membangun jaringan hingga pelosok-pelosok, serta program listrik gratis untuk masyarakat tidak mampu dan nelayan juga terus ditingkatkan. Selain itu, Program Bauran Energi (Energy Mix) pun telah menampakan hasil yang mengembirakan. Kesemuanya ini merupakan bukti bahwa sektor ketenagalistrikan terus mewujudkan misi energi dan sumber daya mineral untuk kesejahteraan rakyat.
Tanggal 27 Oktober 2014 ini, Indonesia memperingati Hari Listrik Nasional (HLN) ke-69. Momentum ini merupakan saat yang tepat untuk mulai mengubah paradigma bahwa PLN merupakan satu-satunya pihak yang harus bertanggung jawab atas kelangsungan listrik nasional, tanpa peran serta dan partisipasi pihak lain, terutama masyarakat. Sudah saatnya masyarakat ikut bagian dalam usaha melistriki seluruh wilayah Indonesia, bahkan hingga ke pelosok desa dan daerah pedalaman. Mengapa? Karena tanpa peran serta dan dukungan masyarakat, maka usaha PLN untuk terus meningkatkan kinerjanya tidak akan berhasil dengan maksimal. Masyarakat dan PLN harus bersinergi demi meningkatkan kinerja kelistrikan nasional yang telah melalui perjalanan sejarah yang sangat panjang untuk melistriki Indonesia dari masa ke masa.
Sekilas Ketenagalistrikan Nasional Dari Masa Ke Masa
Ketenagalistrikan di Indonesia di mulai pada akhir abad ke-19, ketikan beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dimulai sejak perusahaan swasta Belanda NV. NIGM memperluas usahanya di bidang tenaga listrik, yang semula hanya bergerak di bidang gas.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan listrik yang semula dikuasai Jepang berhasil direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September 1945, lalu diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Pada tanggal 27 Oktober 1945 dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas oleh Presiden Sukarno, dengan kapasitas pembangkit listrik hanya sebesar 157,5 MW. Setelah berulang kali mengalami perubahan, kemudian pada tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Bangsa (PLN). Sejalan dengan perkembangan PLN sebagai satu-satu pemasok listrik di Indonesia dan semakin berkembangnya bisnis penyediaan tenaga listrik, maka pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
Dengan motto "Listrik untuk kehidupan yang lebih baik", PLN terus berupaya meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada Masyarakat. Sebagian memang belum maksimal, karena masih banyak daerah-daerah yang belum tersentuh aliran listrik, atau bahkan masih ada daerah yang masih sering mengalami pemadaman bergilir akibat kurangnya pasokan pembangkit listrik. Namun secara keseluruhan, PLN telah berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Beragam permasalahan yang menyangkut ketenagalistrikan seharusnya menjadi problem yang bukan hanya menjadi milik PLN semata, namun juga menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat.
Melalui momentum Hari Listrik Nasional ke-69, diharapkan PLN dan masyarakat bisa saling berbagi beragam permasalahan, solusi, dan ide tentang bagaimana terus meningkatkan kinerja PLN agar semakin maksimal dengan dukungan penuh masyarakat. Sudah saatnya masyarakat berperan serta secara aktif untuk ikut serta memelihara ketersediaan ketenagalistrikan, karena bagaimanapun listrik kini telah menjadi bagian yang vital dalam kelangsungan hidup manusia. Ada banyak pekerjaan penting yang sangat mengandalkan listrik sebagai pasokan energi utamanya. Bahkan Unit Kegiatan Masyarakat yang sangat berpengaruh bagi kelangsungan ekonomi rakyat sangat bergantung pada pasokan aliran listrik. Pendek kata, sektor ketenagalistrikan kini telah menjadi bagian penting dalam keberlangsungan hidup masyarakat, baik secara ekonomi maupun kehidupannya.
Bahkan hingga akhir tahun 2014 ini ditargetkan akan ada penambahan kapasitas listrik sebesar 4.250 MW. Program listrik perdesaan yang membangun jaringan hingga pelosok-pelosok, serta program listrik gratis untuk masyarakat tidak mampu dan nelayan juga terus ditingkatkan. Selain itu, Program Bauran Energi (Energy Mix) pun telah menampakan hasil yang mengembirakan. Kesemuanya ini merupakan bukti bahwa sektor ketenagalistrikan terus mewujudkan misi energi dan sumber daya mineral untuk kesejahteraan rakyat.
Tanggal 27 Oktober 2014 ini, Indonesia memperingati Hari Listrik Nasional (HLN) ke-69. Momentum ini merupakan saat yang tepat untuk mulai mengubah paradigma bahwa PLN merupakan satu-satunya pihak yang harus bertanggung jawab atas kelangsungan listrik nasional, tanpa peran serta dan partisipasi pihak lain, terutama masyarakat. Sudah saatnya masyarakat ikut bagian dalam usaha melistriki seluruh wilayah Indonesia, bahkan hingga ke pelosok desa dan daerah pedalaman. Mengapa? Karena tanpa peran serta dan dukungan masyarakat, maka usaha PLN untuk terus meningkatkan kinerjanya tidak akan berhasil dengan maksimal. Masyarakat dan PLN harus bersinergi demi meningkatkan kinerja kelistrikan nasional yang telah melalui perjalanan sejarah yang sangat panjang untuk melistriki Indonesia dari masa ke masa.
Sekilas Ketenagalistrikan Nasional Dari Masa Ke Masa
Ketenagalistrikan di Indonesia di mulai pada akhir abad ke-19, ketikan beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dimulai sejak perusahaan swasta Belanda NV. NIGM memperluas usahanya di bidang tenaga listrik, yang semula hanya bergerak di bidang gas.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan listrik yang semula dikuasai Jepang berhasil direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan September 1945, lalu diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Pada tanggal 27 Oktober 1945 dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas oleh Presiden Sukarno, dengan kapasitas pembangkit listrik hanya sebesar 157,5 MW. Setelah berulang kali mengalami perubahan, kemudian pada tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Bangsa (PLN). Sejalan dengan perkembangan PLN sebagai satu-satu pemasok listrik di Indonesia dan semakin berkembangnya bisnis penyediaan tenaga listrik, maka pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
Dengan motto "Listrik untuk kehidupan yang lebih baik", PLN terus berupaya meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada Masyarakat. Sebagian memang belum maksimal, karena masih banyak daerah-daerah yang belum tersentuh aliran listrik, atau bahkan masih ada daerah yang masih sering mengalami pemadaman bergilir akibat kurangnya pasokan pembangkit listrik. Namun secara keseluruhan, PLN telah berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Beragam permasalahan yang menyangkut ketenagalistrikan seharusnya menjadi problem yang bukan hanya menjadi milik PLN semata, namun juga menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat.
Melalui momentum Hari Listrik Nasional ke-69, diharapkan PLN dan masyarakat bisa saling berbagi beragam permasalahan, solusi, dan ide tentang bagaimana terus meningkatkan kinerja PLN agar semakin maksimal dengan dukungan penuh masyarakat. Sudah saatnya masyarakat berperan serta secara aktif untuk ikut serta memelihara ketersediaan ketenagalistrikan, karena bagaimanapun listrik kini telah menjadi bagian yang vital dalam kelangsungan hidup manusia. Ada banyak pekerjaan penting yang sangat mengandalkan listrik sebagai pasokan energi utamanya. Bahkan Unit Kegiatan Masyarakat yang sangat berpengaruh bagi kelangsungan ekonomi rakyat sangat bergantung pada pasokan aliran listrik. Pendek kata, sektor ketenagalistrikan kini telah menjadi bagian penting dalam keberlangsungan hidup masyarakat, baik secara ekonomi maupun kehidupannya.
Kondisi Ketenagalistrikan Di Indonesia Hingga Saat Ini
Sektor ketenagalistrikan yang membawa misi energi dan sumber daya mineral untuk kesejahteraan rakyat dari tahun ke tahun mengalami beragam permasalahan yang hingga saat ini belum terselesaikan. Masalah klasik yang harus dihadapi masyarakat sebagai konsumen umumnya tidak terlepas dari masalah pasokan listrik yang tidak konsisten. Di beberapa daerah masih banyak yang sering mengalami pemadaman listrik bergilir, pasokan listrik tiba-tiba terhenti, atau masih ada sebagian daerah yang belum bisa menikmati aliran listrik hingga saat ini, di usia PLN yang ke-69 tahun.
Gambar |
Namun, subsidi listrik bukanlah satu-satunya permasalahan yang menggambarkan kondisi terkini dari beragam problem alam ketenagalistrikan nasional. Masih banyak permasalahan lain yang dari tahun ke tahun bukannya makin berkurang, justru semakin bertambah seiring pertambahan penduduk yang mengakibatkan tingkat konsumsi masyarakat akan listrik semakin bertambah besar. Adapun kondisi ketenagalistrikan di Indonesia hingga saat ini bisa di simak dalam "Master Plan Pembangunan Ketenagalistrikan tahun 2010 - 2014 sebagai berikut :
- Pembangkit Tenaga Listrik. Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di Indonesia tidak hanya semata-mata dilakukan PT. PLN saja, tetapi dilakukan juga oleh pihak lain seperti swasta, koperasi, dan BUMD dengan membangun dan mengoperasikan sendiri pembangkit tenaga listrik yang tenaga listriknya dijual kepada PT.PLN atau lebih dikenal dengan pembangkit swasta atau Independent Power Producer (IPP). Selain untuk dijual kepada PLN, IPP juga menjual tenaga listriknya secara langsung kepada konsumen dalam suatu wilayah khusus yang dikenal dengan istilah pembangkit terintegrasi atau Private Power Utility (PPU).
- Transmisi Tenaga Listrik. Sistem kelistrikan yang ada di kepulauan Indonesia belum sepenuhnya terintegrasi pada jaringan transmisi tenaga listrik. Saat ini sistem kelistrikan yang telah terintegrasi dengan baik hanya di pulau Jawa-Madura-Bali.
- Distribusi Tenaga Listrik. Total panjang jaringan distribusi tenaga listrik telah mengalami peningkatan sebesar 10% selama periode 5 tahun. Untuk kedepannya, pengembangan sarana distribusi tenaga listrik diarahkan untuk dapat mengantisipasi pertumbuhan tenaga listrik.
- Rasio Elektrifikasi yang merupakan rasio jumlah rumah tangga yang sudah berlistrik dibagi dengan total jumlah rumah tangga yang ada. Meskipun sudah mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari 61,04% tahun 2004 menjadi 65,10% pada tahun 2008, namun masih banyak rumah tangga terutama di daerah terpencil yang belum terlistriki.
- Kondisi Permintaan dan Penyediaan Tenaga Listrik. Permintaan tenaga listrik dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan rata-rata sekitar 7% pertahun. Sementara itu pengembangan sarana dan prasarana ketenagalistrikan khususnya penambahan kapasitas pembangkit selama lima tahun terakhir hanya tumbuh rata-rata sebesar 4,4% pertahun, sangat tidak seimbang. Sementara itu, kebutuhan tenaga listrik terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang dari tahun ke tahun membutuhkan konsumsi listrik semakin besar.
Sebelumnya telah digambarkan sekilas atau mungkin hanya sebagian kecil dari beragam kondisi ketenagalistrikan di Indonesia. Mungkin ada sebagian masyarakat yang memiliki akses untuk memahami kondisi tersebut, namun masih ada sebagian yang lain yang justru tidak mengetahui kondisi ketenagalistrikan hingga saat ini, termasuk bagaimana usaha PLN dari waktu ke waktu untuk memperbaiki kinerjanya dalam melistriki seluruh masyarakat Indonesia.
Tapi kita tidak akan terus terpaku dengan keadaan tersebut, biarlah masa-masa itu berlalu dan menjadi sejarah, karena untuk kedepannya PLN harus terus berbenah. Bukan hanya dengan meningkatkan kinerja pelayanannya semata, tapi juga mulai membangun hubungan yang baik dengan masyarakat.
Sudah saatnya masyarakat tidak lagi dipandang hanya sebagai obyek yang hanya bisa menerima atau penikmat fasilitas semata. Namun, masyarakat harus mulai diberlakukan sebagai subyek yang memiliki akses atau kesempatan untuk secara aktif ikut memikirkan bagaimana membangun sektor ketenagalistrikan yang terintegrasi dan mampu memenuhi semua kebutuhan masyarakat. Setidaknya hal ini akan membuat masyarakat menjadi pribadi yang mandiri dan memiliki prilaku yang lebih baik.
Masyarakat dan PLN secara bersama membangun suatu konsep pelayanan ketenagalistrikan yang tidak lagi hanya mengejar jumlah tetapi melangkah menuju mutu. Bukan hanya seberapa besar kemakmuran material bisa dicapai, tetapi bagaimana mencapai kualitas hidup yang lebih baik, sesuai dengan slogan PLN "Electricity For A Better Life". Di mana konsep tersebut harus dapat memenuhi setidaknya 3 aspek penting dalam membangun relasi yang baik antara PLN dan masyarakat, yaitu :
1. Aspek Akses Informasi.
Akses informasi merupakan hak asasi dari setiap manusia yang berada di suatu negara. Akses informasi juga merupakan media bagi transparansi dan akuntabilitas untuk publik. Oleh karenanya, sudah saatnya PLN membuat kebijakan dan menyediakan fasilitas berupa infrastruktur dan prosedur sehingga dapat memberikan informasi kepada publik baik untuk perorangan maupun kelompok. Selain memberikan informasi tentang kinerja, PLN juga membangun pola kemitraan yang baik dengan masyarakat sebagai dasar pertimbangan merumuskan kebijakan dan meningkatkan pelayanan, dan sebagai konsekuensinya PLN membuka pintu untuk kritik dari masyarakat.
Munculnya TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) telah memberikan kesempatan yang luas kepada publik untuk mengontrol kebijakan pemerintah dan telah membuat manajemen informasi yang lebih baik, melalui Electronic Government (E-Government). Penerapan E-Government kedepannya setidaknya memberikan keuntungan :
- Transparansi informasi kepada publik (masyarakat) akan sangat jelas, karena masyarakat akan dengan sangat mudah mengikuti, memantau, dan mengontrol perkembangan kinerja PLN sehingga kedepannya masyarakat akan lebih koperatif.
- Peningkatan kualitas pelayanan kepada publik dalam segala hal. Pelayanan akan lebih cepat, tepat, dan terpercaya. Bahkan pelayanan kepada masyarakat dapat dilakukan selama 24 jam dalam seminggu.
- Membangun dan menciptakan saling percaya antara publik dan PLN.
- Mencegah terjadinya tindak korupsi.
- Menghemat anggaran dan meningkatkan efisiensi.
- Meningkatkan kepuasan kepada masyarakat, pengambilan keputusan yang lebih baik, dan bermutu.
2. Aspek Komunikatif.
Komunikasi pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain. Terdapat 5 hukum komunikasi yang efektif yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri, yaitu :
- Respect atau sikap menghargai. Membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling mengahrgai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja.
- Empati atau kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
- Audible atau suatu pesan yang ingin kita sampaikan bisa didengarkan atau dimengerti dengan baik.
- Clarity atau keterbukaan dan transparansi, sehingga pesan dapat dimengerti dengan baik dan tidak menimbulkan sikap saling curiga.
- Humble atau sikap rendah hati.
3. Aspek Edukatif.
Mengedukasi atau mendidik masyarakat adalah upaya untuk memberikan pengetahuan kepada anggota masyarakat sehingga terjadi perubahan perilaku positif dan pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat itu sendiri. Mengedukasi berarti akan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menyerap informasi dan membangun budaya komunikasi lebih efektif dan efisien.
Mengedukasi masyarakat bisa dilakukan dengan berbagai cara tergantung seberapa besar kepentingan dan tujuan yang ingin dicapai melalui proses edukasi tersebut. Cara yang umumnya digunakan untuk mengedukasi masyarakat yang secara geografis berbeda-beda, tingkat pendidikan yang berbeda, dan latar belakang budaya yang berbeda diantaranya dengan :
- Pelatihan yang didefinisikan sebagai pendidikan singkat yang dilakukan kepada seseorang atau lebih guna meningkatkan keterampilan tertentu. Sedangkan tujuannya adalah dihasilkannya seseorang atau sejumlah orang yang mempunyai keterampilan tertentu.
- Penyuluhan adalah kegiatan yang berlandaskan prinsip belajar dan pemberian informasi yang ditujukan kepada individu, kelompok, atau masyarakat. Sedangkan tujuannya adalah tercapainya perubahan perilaku dari individu, kelompok, atau masyarakat tersebut.
Gambar koleksi pribadi |
Dalam rangkaian membangun pola sosialisasi dan relasi yang lebih baik dan terarah dengan masyarakat, PLN bisa mengacu pada penerapan ketiga aspek tersebut. Dengan demikian masyarakat dengan lebih mudah untuk bekerja sama dan mendukung langkah-langkah PLN untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya, diantaranya :
- Rencana PLN menyangkut masalah kenaikan tarif dasar listrik. Melalui cara yang informatif, komunikatif, dan edukatif untuk memaparkan kondisi ketenagalistrikan nasional berikut permasalahannya akan membuat masyarakat akan lebih bisa memahami menerima rencana tersebut terutama jika bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
- Mendukung langkah PLN untuk memperbaiki kinerjanya dengan slogan "PLN Bersih, No Suap" dengan mengikuti pola mekanisme yang telah ditetapkan seperti tersedianya contact center 123 yang bisa diakses tanpa batas untuk keperluan penyambungan baru, perubahan daya, pelayanan gangguan dan keluhan, dan lain-lain.
- Mendukung gerakan hemat listrik yang dicanangkan PLN dengan mengaplikasikan gerakan tersebut dalam kehidupan sehari-hari setiap masyarakat, karena membangkitkan listrik 5 MW lebih susah dan mahal jika dibandingkan dengan menghemat listrik 5 MW.
- Mendukung usaha PLN untuk memperbaiki kualitas instalasi listrik di tingkat masyarakat dengan menggunakan listrik secara benar.
- Usaha PLN untuk mencari sumber daya energi terbarukan akan terus didukung masyarakat melalui berbagai penelitian baik yang dilakukan perorangan maupun lembaga pendidikan serta institusi.
Sudah waktunya masyarakat ikut berperan serta untuk melistriki Indonesia melalui akses yang dibuka lebar-lebar oleh PLN sebagai ujung tombak dari sektor kelistrikan nasional, dengan demikian tujuan PLN untuk menjadikan listrik sumber kehidupan masyarakat yang lebih baik dan berkualitas akan terwujud.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog "IdeKU untuk PLN" yang diselenggarakan PLN bekerjasama dengan Blogdetik.
Sumber referensi tulisan :
- http://anik-gurung.tripod.com/id29.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Listrik_Negara
- http://puzzleminds.com/penerapan-e-government-sebagai-media-transparansi-dan-akuntabilitas-pemerintah/
- Master Plan Pembangunan Ketenagalistrikan 2009 - 2014 via http://rocana.kemenperin.go.id
7 komentar untuk "Era Baru PLN, Listrik Untuk Kehidupan Masyarakat Yang Lebih Baik"