Mengolah Makanan Sisa? Bermanfaat dan Hemat, Namun Tetap Berhati-hati
Terinspirasi ketika membaca artikel di situs Kumpulan Emak Blogger yang membahas masalah makanan sisa, sebaiknya diapakan? dibuangkah atau diolah kembali. Jika memutuskan untuk mengolahnya kembali, seperti apa sih tips dan triknya agar makanan sisa yang telah di olah kembali menampilkan rupa dan rasa yang jauh berbeda dengan tampilan pendahulunya. Saya jadi tertarik untuk menuliskan artikel serupa dari sudut pandang saya sendiri tentang mengolah kembali makanan sisa agar memiliki nilai manfaat serta bisa menghemat anggaran belanja dapur. Jaman sekarang, jika tidak pintar-pintar menghemat anggaran belanja bisa-bisa kantong jadi kebobolan, seperti kata pepatah lama "besar pasak daripada tiang" yang artinya tidak perlu dijelaskan lagi. Meskipun makanan sisa masih memiliki sejuta manfaat terutama dari sisi penghematan anggaran belanja dapur, namun tetap harus berhati-hati agar tidak berbalik menjadi senjata makan tuan, artinya niatnya mau berhemat tapi ternyata berbuah malapetaka.
Semua emak-emak di dunia ini pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya, bahkan dengan segala cara para emak selalu ingin memastikan anak-anaknya tumbuh menjadi anak yang sehat, cerdas, ceria, dan bahagia. Bahkan demi kasih sayang yang besar terhadap anak-anaknya, emak selalu ingin menyajikan hidangan yang terbaik agar tumbuh kembang anak bisa berlangsung optimal. Tapi seringkali, emak harus berhadapan dengan realita bahwa semakin hari harga kebutuhan pokok terus membumbung naik, kalaupun turun sifatnya hanya sementara dan terbatas pada beberapa jenis kebutuhan pokok saja. Agar uang belanja cukup, tentu emak harus pandai-pandai memutar otak agar bisa menghemat uang belanja namun tidak mengurangi asupan nutrisi dari makanan untuk keluarga, salah satunya dengan mengolah makanan sisa menjadi jenis masakan lain dengan rupa dan rasa yang jauh berbeda.
Ngomong-ngomong soal makanan sisa, saya punya pengalaman yang sangat berkesan dengan mama dan uwak yang tinggal di rumah (kakak ibu yang ikut mengasuh saya dan saudara sejak kecil). Uwak sering menceritakan pada kami betapa sulitnya mencari makanan ketika jaman perang dan penjajahan dahulu. Bahkan, makan nasi setiap hari bisa dikatakan sangat mewah untuk mereka. Kesulitan itulah yang membuat mereka selalu berhemat segala sesuatu termasuk makanan. Tidak ada kamusnya ada makanan sisa, demikian semboyan uwak sejak kami masih kecil. Beliau selalu bisa menyulap semua jenis makanan yang tersisa di kulkas menjadi makanan baru yang menurut saya sangat lezat.
Adakalanya kita lupa menyimpan buah pisang terlalu lama, hingga akhirnya berubah teksturnya menjadi terlalu matang dan lembek. Pisang dengan kondisi seperti bisa bisa di sulap menjadi kue bola-bola pisang yang lezat dengan ditambah bahan lain. Di lain waktu, karena saya masih berdarah Palembang dari pihak mama, pastinya sejak kecil kami akrab dengan kuliner khas Palembang yang sudah sangat terkenal, yaitu Pempek. Lazimnya pempek terbuat dari campuran ikan, sagu, dan bahan-bahan lain sesuai selera, tapi uwak bisa menyulap nasi sisa menjadi panganan pempek dengan rasa yang tidak kalah lezatnya dengan yang berbahan dasar ikan. Keterampilan ini pun ternyata juga dimiliki mama saya yang notabene adalah adiknya, lauk-pauk yang tersisa seringkali didaur ulang menjadi jenis masakan baru yang rasanya tidak kalah enak. Ayam goreng yang sudah beberapa kali dihangatkan tapi tidak kami makan, bisa di sulap menjadi ayam suwir berbumbu cabe hijau yang pedas dengan rasa yang enak.
Keseringan mendaur ulang makanan sisa membuat saya dan saudara kerap bermain tebak-tebakan di meja makan sambil bercanda, ini refill (istilah kami menyebut makanan yang di daur ulang) atau bukan? Ini ori atau kw? Ini asli atau palsu? hehehehe...
Yap...mendaur ulang atau mengolah kembali makanan sisa kerap terjadi dengan alasan persis seperti yang dituliskan Mak Maya Siswadi dalam artikel yang ditautkan pada link di atas, terkadang kita tidak dapat memperkirakan pola makan keluarga. Suatu kali lahap dengan menu A, tapi di lain hari tiba-tiba menu A tidak lagi mengundang selera. Atau ada anggota keluarga yang sedang tidak sehat sehingga kurang nafsu makan, akibatnya makanan jadi tersisa. Tentu saja hal ini sangat bermanfaat dan bisa menghemat anggaran belanja dapur. Tapi, berhati-hatilah karena selain tidak semua jenis makanan bisa diolah kembali juga karena nilai gizi yang terkandung pada jenis makanan yang sudah di olah bisa berkurang jika salah dalam menyimpannya.
Berikut beberapa tips yang bisa membantu emak yang ingin mengolah makanan sisa namun masih ragu apakah makanan sisa ini masih layak konsumsi atau tidak.
- Ada baiknya sebelum di olah kembali, pastikan makanan sisa telah di simpan secara aman. Umumnya, makanan sisa sebelum di olah kembali selalu di simpan dalam lemari es, tapi alangkah baiknya sebelum di simpan dalam lemari es makanan sisa tersebut terlebih dahulu di simpan dalam wadah tertutup yang kedap udara. Usahakan untuk segera mengolahnya kembali karena jika tersimpan lebih dari 2 hari dikhawatirkan makanan tersebut tidak layak di konsumsi kembali, apalagi jika di olah kembali bersama jenis bahan lain yang tergolong masih segar.
- Tips mengolah kembali sisa daging, ayam, ikan, atau seafood. Umumnya jenis bahan ini bisa bertahan di tempat penyimpanan lebih dari 3 hari asalkan ditempatkan dalam wadah yang bersih dan kedap udara. Namun, alangkah baiknya jika sebelum di olah sisa bahan makanan ini dipanaskan terlebih dahulu dengan kompor atau microwave dengan suhu rendah. Setelahnya, sisa bahan makanan ini siap di olah kembali menjadi berbagai jenis makanan dengan rasa yang tidak kalah lezat. Tapi, pastikan sebelum memanaskan, periksa sisa bahan ini dengan cermat apakah sudah ada perubahan atau belum agar mengolahnya kembali tidak akan menjadi bumerang untuk kita.
- Beberapa jenis sayuran dan buah yang tersimpan di lemari es dapat di olah kembali asalkan lama penyimpanan tidak lebih dari 5 hari. Buah dapat diblender untuk dijadikan aneka jenis minuman sehat, sedangkan sayur sisa bisa diolah kembali menjadi campuran bahan makanan lain tapi harap di ingat ada beberapa jenis sayur yang jika sudah di olah menjadi makanan tidak boleh di olah kembali jika tersisa, salah satunya adalah bayam.
- Mengolah sisa nasi. Sisa nasi umumnya jarang di simpan terlalu lama karena kerap di olah kembali menjadi nasi goreng. Tapi ada kalanya jika kita tidak sempat mengolah nasi sisa dan memutuskan untuk menyimpannya terlebih dahulu, pastikan nasi sisa tersebut tersimpan di lemari es tidak lebih dari 2 hari. Nasi sisa bisa di olah menjadi berbagai jenis makanan lain lho selain nasi goreng, seperti yang kerap kami sekeluarga lakukan dahulu, mengolah nasi sisa menjadi panganan pempek yang rasanya tidak kalah lezat seperti pempek umumnya yang berbahan dasar ikan.
Sebaiknya sebelum mengolah kembali makanan sisa, pilah dan pilih dahulu jenis makanan yang masih layak konsumsi karena tidak semua jenis makanan sisa bisa di konsumsi kembali dengan kandungan gizi yang masih sama dengan makanan sebelumnya. Jika sudah tidak layak konsumsi, atau mungkin saja keluarga tidak suka bahan dasar makanan tersebut, yah...sebaiknya direlakan saja alias di buang atau jika sedikit ingin kreatif dan di rumah banyak tumbuhan, makanan sisa bisa di olah menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan alias pupuk organik. Selain mengurangi sampah rumah tangga, kreativitas ini bisa sebagai solusi menghemat anggaran dapur karena kita bisa menanam sayuran dengan pupuk yang diolah sendiri dan tentu saja jauh lebih sehat. Berhemat dan kreativitas perlu, tapi pastikan tetap harus berhati-hati ya maks!
Referensi tulisan :
http://emak2blogger.com/2016/08/22/makanan-sisa-diolah-lagi-atau-dibuang/
http://linisehat.com/4-hal-yang-bisa-kamu-lakukan-agar-makanan-sisa-tak-lagi-jadi-musuh/
7 komentar untuk "Mengolah Makanan Sisa? Bermanfaat dan Hemat, Namun Tetap Berhati-hati"
Makaish sudah berbagi mba
http://www.bee-moringa.com