Hidupkan Kembali Tradisi Makan Bersama Keluarga Di Rumah Karena Meja Makan Punya Cerita
"Having a place to go, is a home. Having someone to love, is a family. Having both, is a blessing," (Donna Hedges).
Saya menghabiskan masa kecil dan masa sekolah di sebuah kota kecil di Sumatera. Seperti umumnya kota-kota kecil lainnya, kehidupan masyarakat umumnya berjalan teratur, tenang, dan tidak terlalu hirup pikuk seperti kota-kota besar. Aktivitas masyarakat, meskipun sama dengan kota-kota lainnya termasuk di kota besar, seperti bekerja, bersekolah, berdagang, dan sebagainya, namun tidak terlalu menghabiskan banyak waktu di jalan, maklumlah umumnya kota kecil tidak kenal dengan yang namanya kemacetan. Saya ingat sejak SD hingga SMA, nyaris tidak pernah menumpang kendaraan umum dan semua ditempuh dengan berjalan kaki karena letak sekolah saya cukup dekat dengan rumah. Tidak hanya itu, akses ke pusat-pusat aktivitas masyarakat seperti tempat bekerja, pasar, dan sebagainya juga tidak terlalu jauh sehingga masyarakat lebih suka berjalan kaki dan kalaupun naik kendaraan juga tidak menghabiskan banyak waktu di jalan, cukup hanya beberapa menit saja sudah tiba di tempat tujuan.
Meja makan akan selalu punya cerita (Dok : Pribadi) |
Dengan kondisi ini, tentu saja pertemuan antar anggota keluarga sangat intens dan teratur sehingga makan bersama keluarga, entah itu makan pagi atau makan malam bukanlah menjadi sesuatu hal yang mewah karena bisa dilakukan nyaris setiap hari, dan bertambah menjadi makan siang bersama saat libur akhir pekan tiba. Hal inilah yang saya alami sejak kecil hingga remaja, di mana hampir setiap hari kami sekeluarga bertemu di meja makan untuk makan bersama dan tentu saja diselingi dengan perbincangan mulai dari aktivitas yang kami lakukan hari itu hingga cerita-cerita nostalgia zaman dahulu. Kebetulan ayah saya berasal dari daerah bagian timur Indonesia sehingga beliau merasa perlu untuk menceritakan daerah asalnya termasuk cerita tentang sejarah masa lalu keluarga besarnya kepada kami. Selain cerita-cerita nostalgia atau cerita aktivitas keseharian kami sekeluarga, makan bersama di meja makan juga membuat kami saling tahu kebiasaan masing-masing saudara, seperti kakak saya yang makan nasi harus berkuah dan jika ibu tidak memasak lauk yang berkuah, air minum bisa dijadikan kuah oleh kakak saya dan itu ternyata berlanjut hingga berkeluarga. Biasanya kebiasaan-kebiasaan unik inilah yang menjadi bahan candaan kami jika kebetulan bertemu dan berkumpul di masa sekarang. Andai ketika itu tidak ada tradisi makan bersama keluarga di rumah, tentu tidak banyak cerita yang bisa kami ceritakan kembali kepada anak-anak, tentang sejarah keluarga atau tentang kebiasaan unik di meja makan yang memiliki kesan mendalam setelah kami hidup terpisah bersama keluarga masing-masing.
Ternyata tradisi bercerita atau bahasa kerennya Storytelling di meja makan kembali berlanjut ketika saya melanjutkan kuliah dan tinggal bersama tante atau kakak ayah saya. "Like Brother Like Sister," ternyata kebiasaan bercerita di meja makan juga dilakukan oleh tante saya, tapi berbeda dengan ayah saya yang hanya bercerita sepintas lalu tentang cerita masa kecilnya di zaman penjajahan dan lebih banyak mendiskusikan aktivitas kami, tante saya jika sudah mulai bercerita membutuhkan waktu berjam-jam untuk selesai karena kisahnya sangat lengkap dan detail. Mungkin jika saat itu sudah ada blog, bisa saya tuliskan kembali secara detail cerita betapa masa kecil mereka sangat berat karena harus berpindah dari satu pulau ke pulau lain mengikuti kakek (Opa demikian kami memanggilnya) saya, tapi sayangnya sekarang saya agak sedikit lupa akan detail kisah tersebut. Namun, yang saya ingat betapa tradisi makan bersama keluarga di meja makan menjadi satu hal yang wajib bagi siapa saja yang tinggal bersama di rumah itu. Makan bersama di meja makan juga menjadi tempat bagi tante untuk menasehati saya atau anak-anaknya jika kami melakukan suatu tindakan yang kurang berkenan dihatinya. Hingga sekarang, jika kebetulan saya mengunjungi beliau, saya selalu menyempatkan diri untuk duduk di meja makan yang memiliki sejuta cerita masa lalu selama saya tinggal bersama keluarga beliau. Meja makan ternyata bisa menjadi sarana untuk mentransfer banyak hal antar anggota keluarga, baik nasehat, sharing, maupun sekedar bercerita tentang banyak hal yang mungkin berkesan bagi salah satu anggota keluarga.
Hidupkan tradisi makan bersama keluarga (Dok : Pribadi) |
Jujur terkadang saya merindukan momen-momen indah sewaktu saya masih kecil dahulu, makan bersama keluarga di meja makan sambil bercerita tentang banyak hal atau sekedar mengulik kebiasaan unik anggota keluarga lain ketika makan. Meskipun sesekali kami masih makan bersama, namun durasinya sudaj sangat jauh berbeda, dan bisa dibilang tidak lagi menjadi tradisi karena bukan merupakan rutinitas yang harus dilakukan setiap hari. Namun, kita harus berdamai dengan kondisi dan keadaan di masa sekarang yang sudah jauh berbeda, di mana untuk masyarakat modern waktu adalah uang sehingga hampir setiap saat orang-orang selalu dikejar waktu. Belum lagi kepadatan lalu lintas yang turut menjadi faktor penyumbang sulitnya anggota keluarga bertemu untuk makan bersama karena jam tiba di rumah sangat fleksibel tergantung tingkat kemacetan lalu lintas pada saat pulang beraktivitas, sekolah, atau bekerja. Memang, beberapa kali kami sekeluarga makan bersama namun dilakukan di luar rumah sambil referesing bersama anak-anak, tapi biasanya anak-anak lebih tertarik untuk makan di tempat yang menyediakan beberapa permainan anak-anak sehingga anak-anak lebih tertarik untuk bermain dan cepat-cepat menghabiskan makanannya daripada duduk sambil mengobrol bersama orangtuanya. Rasanya momen makan bersama keluarga menjadi satu hal yang sangat langka di era modern ini, dan niatan untuk setidaknya menghidupkan kembali tradisi makan bersama keluarga menjadi sesuatu yang agak sulit dilakukan, padahal justru di meja makanlah ada banyak cerita yang sarat nilai positif bisa dibagi dari orangtua kepada anaknya, dan sebaliknya ada cerita-cerita unik yang bisa dibagi anak kepada orangtuanya, seperti pengalaman saya di masa kecil dahulu.
Acara Blogger Gathering Tupperware dan VIVA.co.id (Dok : Pribadi) |
Memang ada beragam hambatan yang harus saya lalui untuk menghidupkan kembali tradisi ini, diantaranya sulitnya menemukan waktu yang pas, karena masing-masing anggota keluarga memiliki jam aktivitas yang berbeda, terutama waktu saat tiba di rumah. Mungkin untuk masalah ini bisa saya siasati dengan makan bersama dengan anggota keluarga yang kebetulan ada di rumah. Biasanya malam hari bisa dipastikan anak-anak berkumpul di rumah, dan aturan makan bersama ini bisa saya mulai dari makan bersama anak-anak dahulu. Sedangkan untuk suami, sebisa mungkin jika dalam rentang hari tersebut tidak bisa menikmati acara makan bersama, maka libur akhir pekan haruslah menjadi agenda tetap untuk kami makan bersama di rumah...yah di rumah dan bukan di tempat lain seperti restoran di mana fokus anak-anak sering teralihkan dengan permainan anak-anak yang disediakan oleh pemilik tempat tersebut. Meskipun demikian, bukan berarti makan di luar rumah menjadi sesuatu yang tidak boleh dilakukan, sesekali menurut saya boleh-boleh saya dilakukan sebagai salah satu bentuk refresing, namun tidak harus setiap libur akhir pekan tiba, karena menghabiskan waktu saat libur akhir pekan bersama keluarga di rumah bisa menjadi salah satu cara untuk mempererat hubungan dan komunikasi antar anggota keluarga yang selama 6 hari dalam seminggu sibuk dengan aktivitasnya.
Selain itu, ada cara lain yang menurut saya juga ampuh untuk menghidupkan kembali tradisi makan bersama keluarga, yaitu menghidangkan menu favorit keluarga yang tersaji dalam kemasan wadah atau tempat makanan yang unik dan segar dipandang mata, terutama mata anak-anak yang suka dengan warna-warna yang menyolok. Yah...selain menu favorit, biasanya anak-anak tertarik untuk makan dengan lahap dan berlama-lama di meja makan jika peralatan makannya pun spesial. Apalagi sebentar lagi umat Muslim akan memasuki bulan suci Ramadhan sehingga momentum ini sangat tepat jika ingin menghidupkan kembali tradisi makan bersama keluarga yang di masa-masa sebelumnya sedikit mengalami pergeseran dan mulai jarang dilakukan. Untuk momen spesial dan menghidupkan kembali tradisi makan bersama keluarga inilah maka Tupperware meluncurkan produk peralatan makan lengkap terbaru yang cocok disajikan untuk menemani kehangatan acara makan bersama keluarga setiap hari yang diberi nama "Petite Blossom."
Rangkaian produk wadah makanan terbaru Petite Blossom dari Tupperware (Dok : Pribadi) |
Selain itu, tradisi makan bersama keluarga juga akan memberikan dampak positif bagi pergaulan anak-anak remaja yang saat ini sudah masuk dalam kategori cukup membahayakan. Saling sharing dan bertukar pikiran antara orangtua dan anak saat makan bersama di meja makan bisa menjadi solusi untuk membantu anak memecahkan problem yang kerap dialami anak seiring bertambahnya usia si anak. Meskipun demikian, orangtua juga harus membiasakan diri untuk menjadi pendengar yang baik manakala anak menceritakan apa yang dialaminya. Pendek kata, banyak sekali manfaat positif yang dapat kita ambil dalam jika menghidupkan kembali tradisi makan bersama keluarga, selain tentu saja sebagai salah satu upaya untuk mempererat hubungan antar anggota keluarga. Seperti yang saya alami saat ini, meskipun kami tiga bersaudara hidup terpisah kota bersama keluarga kami masing-masing, namun hubungan erat tetap terjalin dan komunikasi tetap intens kami lakukan setiap kali ada waktu.
Namun, ada satu manfaat positif lain yang bisa kita dapatkan dengan menghidupkan kembali tradisi ini, yaitu membiasakan keluarga untuk menjalani pola makan yang lebih sehat dan tentu saja lebih teratur. Biasanya anak akan cepat mengadopsi dan meniru apa yang dilakukan oleh kedua orangtuanya, begitupun dalam urusan memilih menu makanan, anak-anak akan cenderung untuk memilih menu makanan favorit yang nyaris sama dengan orangtuanya. Untuk alasan inilah, maka momen makan bersama keluarga bisa dijadikan salah satu cara untuk mengenalkan beragam jenis makanan yang sehat agar kebiasaan baik ini akan terbawa hingga kelak mereka dewasa. Tidak mudah memang untuk menghidupkan kembali tradisi makan bersama keluarga, terutama di era modern di mana setiap orang selalu bergerak secara aktif untuk melakukan berbagai aktivitas sebagai upaya menopang kehidupan ekonominya. Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar masyarakat terutama yang tinggal di kota-kota besar rentan terserang stres. Bila sudah begini, keluarga adalah tempat ternyaman untuk menghilangkan segala kepenatan dan kelelahan selama menjalani padatnya aktivitas, sehingga tepat jika ada yang mengatakan bahwa keluarga adalah sumber kebahagiaan, karena di dalam keluarga, kita akan menemukan kehangatan cinta dan kasih sayang yang akan terus bertahan di sepanjang umur kita.
Ternyata bahagia itu sangat sederhana, sesederhana saat duduk dan makan bersama di meja makan di temani rangkaian produk terbaru Petite Blossom persembahan dari Tupperware untuk menjadikan setiap momen saat makan bersama keluarga menjadi kenangan yang tidak terlupakan di sepanjang usia. Mari hidupkan kembali tradisi makan bersama keluarga di rumah karena meja makan punya cerita yang tidak akan pernah terlupakan.
Referensi tulisan :
http://tupperware.co.id/
7 komentar untuk "Hidupkan Kembali Tradisi Makan Bersama Keluarga Di Rumah Karena Meja Makan Punya Cerita"